Sejarawan Rijal Mumazziq menjelaskan, dalam proses menyusun dan menerjemahkan kitab-kitab, Kiai Asrori terbilang unik. Sang kiai jarang menggunakan kamus, seperti Munjid, Mu'jamul Wasith, atau Al-Munawwir. Dirinya lebih suka membandingkan antara satu dan kitab lainnya yang serupa. Jika kurang mantap, ulama tersebut mendiskusikannya dengan para khaththath atau penulis kaligrafi kitab.
Advertisement