IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Jamaah haji dan umroh disunahkan mencium Hajar Aswad sebagai bentuk penghormatan kepada batu surga ini. Selama hidupnya baginda Nabi Muhammad juga menghormatinya dengan menyempatkan untuk menciumnya.
KH.A.Aziz Masyhuri mengatakan, penghormatan pada batu sudah ada sebelum Islam datang dan sudah dilakukan sejak jaman dulu oleh bangsa selain Arab. KH. A.Aziz menegaskan, penghormatan yang dilakukan oleh umat Islam terhadap Hajar Aswad tidak sama dengan cara umat non Muslim menghormati batu-batu hanya sisa-sisa belaka.
"Umat di luar Islam menghormati batu dengan cara menyembahnya, sebagian lagi menjadikannya sebagai simbol atau lambang dari dewa-dewa," kata KH.A. Aziz dalam bukunya 25 Rahasia Terdahsyat Haji Hingga Mabrur.
Sebagai contoh, apa yang dilakukan oleh bangsa Eropa tempo dulu. Mereka menjadikan batu sebagai simbol bintang-bintang yang disembah, dengan memahat dan menggambar batu-batuan tersebut agar kelihatan indah.
Demikian pula sebagian orang-orang di Asia, mereka memahat batu-batuan sebagai penjelmaan sesembahan mereka, seperti patung. Mereka menyembahnya, dan menganggap batu itu bisa mendekatkan diri kepada Tuhan yang mereka sembah.
Di tanah Haram Makkah, tepatnya di depan Baabus-Salam bagian luar, ada sebuah batu besar seperti undakan anak tangga yang terbenam di dalam tanah. Orang-orang Arab mengatakan bahwa batu tersebut adalah salah satu dari berhala-berhala jahiliyah pertama yang disebut Assaf.
Sementara itu, sebagian nabi dari Bani Israel menegakkan batu-batuan sebagai monumen untuk mengenang terjadinya peristiwa besar yang membawa manfaat, seperti yang dilakukan Nabi Ya'qub AS ketika bermimpi melihat Tuhan.
"Demikian pula, ia mendirikan tugu peringatan lain sebagai peringatan atas terjadinya perjanjian antara dia dengan Lauban," katanya.
Ada pula yang didirikan oleh Nabi Musa AS sebagai peringatan atas terjadinya pembicaraan antara dia dengan Allah. Yesus mendirikan dua belas monumen sebagai peringatan atas kesuksesan anak cucu keturunan bangsa Yahudi menyeberangi sungai Yordan atau Urdu.