Senin 14 Feb 2022 21:30 WIB

KH Abdul Madjid Guru Para Ulama Betawi (I)

KH Abdul Madjid itu akan selalu dikenang sebagai ulama besar dari Kelurahan Pekojan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Masjid Pekojan usai pemugaran pada tahun 1784.
Foto: Ridwan Saidi
Masjid Pekojan usai pemugaran pada tahun 1784.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Pekojan merupakan salah satu pusat intelektual Islam di Nusantara setidaknya sejak pertengahan abad ke-19 M. Di kelurahan yang termasuk wilayah Tambora, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta, itu, telah lahir banyak ulama Betawi. Mereka tidak hanya berjuang di jalur dakwah dan pendidikan, tetapi juga jihad fii sabilillah dalam melawan penjajahan.

Seorang alim yang masyhur dari sana ialah Guru Madjid Pekojan. Bersama dengan Kiai Syam'un Kampung Mauk dan Guru Manshur Jembatan Lima, lelaki yang bernama asli KH Abdul Madjid itu akan selalu dikenang sebagai ulama besar dari Kelurahan Pekojan. Mereka semua aktif melakukan syiar Islam, terutama yang berpusat di Masjid Langgar Tinggi.

Baca Juga

Ketokohan dan penguasaan ilmu Guru Madjid sangat diakui oleh berbagai kalangan. Bahkan, para sejarawan memasukkan namanya sebagai salah seorang tokoh dalam jaringan ulama Betawi pada awal abad ke-20. Murid-muridnya tersebar di berbagai daerah, khususnya Jakarta dan sekitarnya. Tidak berlebihan apabila dirinya digelari sebagai gurunya para kiai ibu kota.

Sang mubaligh lahir di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, pada 1887. Ia merupakan putra KH Abdurrahman bin Sulaiman bin Muhammad Nur bin Rahmatullah. Nasabnya masih tersambung pada seorang pahlawan nasional, Pangeran Diponegoro, melalui buyutnya yang bernama Rahmatullah.

Guru Madjid Pekojan dikenal luas sebagai seorang pejuang ilmu. Keikhlasannya dalam belajar serta menyebarkan ilmu-ilmu agama menjadi teladan bagi banyak orang. Ketulusannya menginspirasi para santrinya, sehingga mereka di kemudian hari mengikuti jejaknya sebagai mubaligh yang gigih berdakwah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement