IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) terus mencari peluang terbaik agar mendapat investasi di Arab Saudi. Kini BPKH melalui anggota bidang Investasi dan Kerja Sama Luar Negeri Hurriyah El Islamy, menargetkan investasi pada pabrik penyediaan makanan berbasis teknologi canggih terbesar di Makkah, Saudi Arabia.
"Salah satu jenis investasi yang sedang saya usulkan ke BPKH adalah investasi di pabrik penyediaan makanan berbasis teknologi canggih terbesar di Makkah, Saudi Arabia," kata Hurriyah saat menyampaikan progres investasi kepada Republika, Ahad (13/2).
Hurriyah mengusulkan dan mengusahakan investasi di Pabrik makanan ini dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Menurutnya, dari segi visi, sangat jelas bahwa investasi di sektor penyediaan makanan di Arab Saudi untuk jamaah haji dan Umroh dari tanah air adalah suatu keniscayaan.
"Mengingat jumlah jamaah kita yang masif sehingga dana yang dikeluarkan untuk aspek makanan sangat besar," ujarnya.
Hurriyah mengatakan, selama ini semua biaya yang dibayarkan menjadi keuntungan pihak penyedia jasa. Dengan investasi di penyediaan makanan, biaya yang dibayarkan kembali ke jamaah dalam bentuk keuntungan yang diterima BPKH yang kemudian dikembalikan ke jamaah haji dalam bentuk subsidi untuk jamaah yang berangkat haji dan nilai manfaat di rekening virtual untuk jemaah yang masih menunggu keberangkatan haji.
“Nilai manfaatnya jelas, selain itu dengan berinvestasi di pabrik makanan tersebut, BPKH akan berperan dalam memastikan kualitas makanan yang diproduksi dan efisiensi biaya serta harga," katanya.
Hurriyah menyampaikan adigium "Mangan ora mangan sing penting kumpul' merupakan ungkapan dalam bahasa jawa yang menunjukkan semangat kekeluargaan yang kental dalam masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, kualitas makanan yang baik merupakan keniscayaan dalam prosesi pelaksanaan ibadah haji.
"Hal tersebut mengingat bahwa ibadah haji merupakan ibadah fisik yang memerlukan kesehatan serta ketahanan tubuh jamaah haji. Makanan yang sehat menjadi komponen penting untuk mendapatkan kesehatan tubuh ini," katanya.
Karena, dengan tubuh yang sehat ini secara otomatis jamaah dapat melaksanakan ibadah haji sesuai syariat. Apalagi ibadah haji memang diwajibkan bagi yang mampu secara fisik (sehat) maupun finansial.
"Wahyu Allah menegaskan bahwa mengerjakan haji menjadi kewajiban manusia kepada Allah, yaitu bagi yang mampu berjalan ke Baitullah," katanya.
Hurriyah memastikan investasi ini untuk melaksanakan mandat Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolan Keuangan Haji. Sebagai anggota Badan Pelaksana di Badan Pengelola Keuangan Haji yang membawahkan bidang Investasi dan Kerja Sama Luar Negeri, Hurriyah sangat memahami bahwa tujuan dari pengelolaan keuangan haji bukan sekedar mengejar nilai manfaat.
Menurutnya, mendapatkan nilai manfaat yang optimal merupakan salah satu hal yang mendorong BPKH untuk berinvestasi. Namun mengingat bahwa yang dikelola adalah dana haji, sudah selayaknya apabila investasi yang dilakukan turut memenuhi aspek-aspek yang diutamakan dari pengelolaan Keuangan Haji.
"Yaitu untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan peningkatan efisiensi biaya penyelenggaraan ibadah haji," kata Hurriyah
Untuk itu investasi di pabrik penyediaan makanan berbasis teknologi canggih terbesar di Makkah, Saudi Arabia, sangat tepat dilakukan pemerintah melalui BPKH.