IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW dengan kasih sayang dan cintanya kepada umat manusia mengajak mereka untuk memilih jalan yang benar demi keselamatan dunia dan akhirat. Akan tetapi, orang-orang kafir menuntut Rasulullah SAW mengeluarkan mukjizat yang kasat mata, karena mereka tidak tahu bahwa Alquran juga adalah mukjizat.
Namun Allah SWT menolak menunjukan kepada mereka tanda-tanda kebesaran Allah SWT karena alasan tertentu. Hal ini dijelaskan dalam Surah Ar-Ra'd Ayat 7 dan tafsirnya.
وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۗ اِنَّمَآ اَنْتَ مُنْذِرٌ وَّلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ ࣖ
Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (mukjizat) dari Tuhannya?” Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi setiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. (QS Ar-Ra'd: 7)
Tafsir Kementerian Agama menerangkan, dalam ayat ini dijelaskan bagaimana orang-orang kafir berkata kepada Nabi Muhammad dengan nada menantang. Orang kafir mengatakan, mengapa tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad tanda kebesaran dari Tuhannya seperti tongkat sebagai mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa dan unta kepada Nabi Saleh.
Orang-orang kafir juga mengatakan, mengapa Nabi Muhammad tidak bisa menjadikan bukit Safa menjadi emas atau mengubah bukit-bukit ini menjadi lembah dengan sungai yang mengalir. Mereka menuntut seperti itu karena menyangka bahwa Alquran bukan merupakan mukjizat.
Allah SWT telah menolak tuntutan mereka itu dengan firman-Nya. "Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu." (QS Al-Isra: 59)
Sunatullah yang berlaku adalah jika tanda-tanda kekuasaan Allah telah diminta, dan setelah tanda-tanda itu diturunkan, namun mereka yang menuntutnya tetap membangkang dan tidak percaya, pasti mereka akan dimusnahkan dengan azab Allah. Terhadap umat Nabi Muhammad SAW, Allah tidak menghendaki yang seperti itu. Sehingga tidak menurunkan tanda-tanda mukjizat seperti yang mereka tuntut.
Nabi Muhammad SAW telah diberi mukjizat yang lain untuk menunjukkan kebenaran risalahnya. Tugas pokok Nabi Muhammad SAW hanya sekedar menyampaikan risalahnya seperti tugas Nabi-nabi sebelumnya, bukan memenuhi usul dan permintaan kaumnya agar mereka dapat petunjuk.
Urusan memberi petunjuk ke dalam hati seseorang hanya di tangan Allah dan tidak menjadi wewenang Nabi Muhammad SAW. Seperti diterangkan dalam firman Allah ini.
"Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allahlah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki." (QS Al-Baqarah: 272)
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW hanyalah seorang pemberi peringatan. Bagi tiap-tiap umat ada pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebaikan. Mereka itu adalah para Nabi dan jika mereka telah tiada, maka ahli hikmah, ulama, dan mujtahidin yang melanjutkan tugas Nabi untuk menggali dan menjelaskan syariat secara lebih terperinci yang mengandung unsur-unsur akhlak yang baik dan pedoman hidup bagi umat manusia.
"Dan tidak ada satu pun umat melainkan di sana telah datang seorang pemberi peringatan." (QS Fathir: 24)