IHRAM.CO.ID, BEIJING -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying menolak adanya hubungan antara masalah Ukraina dan Taiwan. "Taiwan bukan Ukraina," katanya. "Taiwan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari China. Ini adalah fakta hukum dan sejarah yang tak terbantahkan," ujarnya menambahkan.
Menurut Hua, masalah Taiwan adalah salah satu yang tersisa dari perang saudara. Namun integritas China seharusnya tidak pernah ada kompromi.
Tsai menyerukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kegiatan militer di kawasan dan mengatasi misinformasi asing. Taiwan khawatir bahwa krisis Ukraina membuat China mengambil kesempatan menyerang Taiwan saat Barat sedang sibuk dengan Rusia-Ukraina.
Menurutnya, Taiwan dan Ukraina pada dasarnya berbeda dalam hal geostrategi, geografi, dan rantai pasokan internasional. "Tetapi dalam menghadapi pasukan asing yang berniat untuk memanipulasi situasi di Ukraina dan mempengaruhi moral masyarakat Taiwan, semua unit pemerintah harus memperkuat pencegahan perang kognitif yang diluncurkan oleh pasukan asing dan kolaborator lokal," kata Tsai.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melihat risiko bagi Taiwan dalam peringatannya tentang konsekuensi dunia yang merusak jika negara-negara Barat gagal memenuhi janji mereka untuk mendukung kemerdekaan Ukraina. China, yang mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri selama dua tahun terakhir. Meski demikia, Taiwan mengatakan belum adanya manuver China selama ketegangan atas Ukraina telah meningkat.