Selasa 01 Mar 2022 20:20 WIB

Palang Merah Dunia Galang Bantuan untuk Ukraina

Situasi kemanusiaan di Ukraina dinilai memburuk dengan cepat,

 Sebuah helikopter militer terbang di atas bandara lokal di Arlamow, Polandia tenggara, dekat perbatasan dengan Ukraina, pada Senin, 28 Februari 2022. Presiden Vladimir Putin secara dramatis meningkatkan ketegangan Timur-Barat dengan memerintahkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi menyusul pelumpuhan baru. Sanksi Barat yang memaksa Bank Sentralnya menaikkan tajam suku bunga utamanya pada hari Senin untuk menyelamatkan rubel dari keruntuhan.
Foto: AP/Czarek Sokolowski
Sebuah helikopter militer terbang di atas bandara lokal di Arlamow, Polandia tenggara, dekat perbatasan dengan Ukraina, pada Senin, 28 Februari 2022. Presiden Vladimir Putin secara dramatis meningkatkan ketegangan Timur-Barat dengan memerintahkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi menyusul pelumpuhan baru. Sanksi Barat yang memaksa Bank Sentralnya menaikkan tajam suku bunga utamanya pada hari Senin untuk menyelamatkan rubel dari keruntuhan.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA --  Lembaga-lembaga Palang Merah memohon bantuan dana 250 juta franc Swiss (sekitar Rp3,9 triliun) untuk menyediakan makanan, air, dan tempat tinggal bagi jutaan orang di Ukraina dan bagi mereka yang menyelamatkan diri ke luar negeri .Situasi kemanusiaan di Ukraina "memburuk dengan cepat".

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah --jaringan bantuan bencana terbesar di dunia-- mengeluarkan seruan bersama saat brigade kendaraan lapis baja Rusia menggempur Kiev.Ibu kota Ukraina itu mengalami gempuran, enam hari setelah Moskow mulai melakukan invasi ke negara tersebut.

Baca Juga

"Kami membutuhkan dana untuk mengatasi kebutuhan kemanusiaan yang sudah mencemaskan --makanan, air, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dukungan psikologis-- dan kebutuhan itu semakin bertambah setiap waktunya," kata Direktur ICRC untuk regional Eropa dan Asia Tengah Martin Schuepp saat konferensi pers.

Fokus utama upaya tersebut adalah menjangkau orang-orang yang ditahan selama konflik dan ICRC sedang berkoordinasi dengan semua pihak terkait kunjungan ke para tahanan, katanya.Semua pihak berkewajiban untuk memfasilitasi pemulangan korban tewas dan tim ICRC siap membantu, namun di bawah keterbatasan mobilitas lantaran faktor keamanan, kata Schuepp menjelaskan.

Sumber: Reuters

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement