IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Kebijakan Kementerian agama yang telah menetapkan prosedur one gate policy (OGP) sebagai kebijakan dalam penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah di masa pandemi dinilai cukup efektif. Skemanya adalah setiap jemaah yang akan berangkat dikumpulkan terlebih dahulu di Asrama Haji Pondok Gede untuk dilakukan karantina dan tes PCR.
Saat kepulangan ke Tanah Air, para jemaah kembali menjalani karantina dan tes PCR di Asrama Haji Pondok Gede selama sehari. Dengan prosedur OGP, kondisi kesehatan jemaah dapat terpantau dan dapat dilakukan pencegahan awal jika ada jemaah yang terinfeksi virus. “Kelangsungan bisnis umrah akan terus terjaga, jika seluruh pihak disiplin dan konsisten dalam menerapkan kebijakan protokol kesehatan dan kebijakan OGP,” ujar Direktur Utama PT Arsy Buana Travelindo (ABT) Travel Saipul Bahri dalam keterangan resmi, Selasa (8/3/2022).
Pihaknya berkomitmen untuk taat pada aturan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi jemaah. Pihaknya melalui program Join Umrah Community (JUC) kembali melayani perjalanan ibadah umrah untuk 429 jemaah yang berasal dari PT Madinah Iman Wisata (MIW) selaku Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) di Jakarta, Rabu (2/3/2022). Pelepasan keberangkatan 429 jemaah tersebut dilakukan Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) Nur Arifin.
Jemaah MIW tersebut sebagian besar berasal dari cabang Solo yang biasanya melakukan keberangkatan langsung dari bandara Adi Sumarno Solo. Namun, karena masih berlaku kebijakan one gate policy (OGP), keberangkatan jemaah dilakukan dari Jakarta.
Sebelumnya kebijakan karantina sehari bagi calon jamaah umrah itu mendapat sambutan positif dari asosiasi penyelenggara ibadah umrah dan haji. "Kebijakan penghapusan PCR dan karantina di Arab Saudi juga berharap terjadi kebijakan baru di Indonesia. Alhamdulillah, kalau seandainya pemerintah mengambil inisiatif (karantina) menjadi satu hari," ujar Ketua Umum DPP Amphuri Firman M. Nur.
Firman mengatakan tak diberlakukannya karantina dapat berdampak pada tumbuhnya ekonomi dalam negeri dengan kedatangan turis internasional."Walaupun kita berharap Pemerintah Indonesia bisa mengambil kebijakan seperti Arab Saudi atau kebijakan negara lain, yaitu pelonggaran tanpa adanya karantina dan PCR begitu masuk ke Indonesia," kata dia.