Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyampaikan, sebanyak 37 persen remaja putri Indonesia mengalami anemia. Setelah hamil, angkanya naik menjadi 48 persen anemia, akibatnya bayi yang dikandung tidak subur dan bisa stunting.
"Bantul bisa jadi percontohan karena jumlah stunting sekitar 14 persen, sesuai target nasional pada 2024," ujarnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan, jika pencegahan stunting hanya berkutat di hilir, maka kurang efektif. Untuk itu, diperlukan upaya pencegahan sejak dari hulu. "Tadi pagi kami telah mengukuhkan tim percepatan penurunan stunting di Bantul,” katanya.
Bupati Bantul juga mengalokasikan anggaran Rp 50 juta untuk setiap pedukuhan. Di antaranya digunakan untuk pencegahan stunting.