IHRAM.CO.ID, BLITAR -- Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Blitar, Jawa Timur, mengungkapkan terdapat peningkatan permohonan paspor menyusul sudah terbukanya penerbangan ke sejumlah negara termasuk untuk tujuan umroh.
"Awal pandemi itu sehari rata-rata sekitar 25 orang pemohon. Sekarang per 1-9 Maret 2022, ada 388 orang pemohon, yang rata-rata per hari 40-50 orang," kata Kepala Seksi Dokumen dan Izin Tinggal Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Blitar Abdillah Syafiuddin, Senin (14/3/2022).
Ia menjelaskan, tujuan warga yang mengajukan paspor beragam, misalnya untuk persiapan wisata hingga umroh. Untuk wisata, sejumlah negara kini sudah mulai terbuka, misalnya Turki yang sudah bebas visa.
"Orang-orang membuat paspor ada persiapan juga. Mereka sudah melihat beberapa negara yang dulu menutup wisatawan kini sudah buka, jadi persiapan paspor," kata dia.
Ia juga menambahkan, permohonan pengajuan paspor saat pandemi Covid-19 memang sempat turun, namun kini animo masyarakat untuk persiapan juga sudah mulai banyak. Imigrasi Blitar juga tetap menekankan tujuan pengajuan paspor.
Petugas akan mendata kelengkapan berkas termasuk tujuan pengajuan paspor dan akan dilakukan wawancara. Dalam sesi itu, juga sebagai salah satu upaya memastikan pengajuan tersebut.
Di awal 2022 ini, untuk penangguhan pengajuan paspor belum ada laporan. Saat ini, proses pengajuan masih berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur mencatat saat ini masih terdapat sebanyak 8.041 calon jamaah umroh yang menunggu keberangkatan ke Tanah Suci. Kepala Kanwil Kemenag Jatim Husnul Maram mengatakan, selama masa pandemi Covid-19 yang sudah berjalan dua tahun, total sekitar 9.000 calon jamaah umroh yang masuk daftar tunggu.
Sekitar 1.000 orang jamaah sudah diberangkatkan melalui Bandara Soekarno-Hatta dan sudah melakukan ibadah umroh. Keberangkatan calon jamaah umroh sebelumnya sudah dibahas pada pertemuan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhur Binsar Pandjaitan dengan Gubernur Jatim Khofifah di Surabaya, Jumat (11/3/2022). Luhut dan pejabat Forkopimda Jatim juga membahas terkait pelaksanaan teknis pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Menurut Luhut, para pelaku perjalanan luar negeri yang baru tiba di Juanda masih harus melakukan tes usap PCR di bandara guna memastikan kondisi kesehatan yang bersangkutan. Apabila negatif, diperbolehkan kembali ke daerah asal.
Namun, jika positif diharuskan menjalani masa karantina. "Karantina sudah disiapkan di hotel atau Asrama Haji Surabaya," kata Luhut.
Dia juga bercerita dirinya belum lama ini melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan menyebut sudah tak ada aturan tes usap. "Tapi, yang datang dari luar negeri saat dicek masih ada yang positif. Makanya kita kan tidak mau juga menyebarkan sehingga harus dikarantina sebentar," katanya.