Selasa 15 Mar 2022 13:45 WIB

Malaysia Tingkatkan Penanganan Jamaah Umroh di KLIA

Malaysia meningkatkan penanganan jamaah umroh KLIA.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Sebanyak 105 jamaah umroh dari Alfa Tours telah tiba di Madinah, pukul 15.30 waktu Saudi Arabi,Selasa (25/1/2022). Mereka diterbangkan menggunakan maskapai Lion Air, pukul 09.00, di Bandara Sorkarno Hatta, Selasa (25/1/2022).
Foto: Istimewa
Sebanyak 105 jamaah umroh dari Alfa Tours telah tiba di Madinah, pukul 15.30 waktu Saudi Arabi,Selasa (25/1/2022). Mereka diterbangkan menggunakan maskapai Lion Air, pukul 09.00, di Bandara Sorkarno Hatta, Selasa (25/1/2022).

IHRAM.CO.ID,  MANJUNG -- Malaysia Airports Holdings Bhd (MAHB) berencana akan meningkatkan penanganan jamaah umroh di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). Untuk mendukung rencana ini, mereka akan melakukan pembahasan dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dewan Keamanan Nasional (MKN).

Ketua MAHB Datuk Seri Dr Zambry Abd Kadir mengatakan, pembahasan itu diperlukan untuk mencari solusi agar penanganan jamaah umroh tidak memakan waktu berjam-jam dan mempersulit pergerakan jamaah yang baru pulang dari Tanah Suci, sehingga menyebabkan kemacetan di ruang kedatangan KLIA.

Baca Juga

“Saya diberitahu sejak kemarin situasi terkendali dan lancar dengan adanya kerjasama antara MAHB, Kemenkes dan MKN. Kami juga telah menambah staf untuk memastikan proses pelacakan digital terkendali,” katanya dikutip di Bernama, Selasa (15/3/2022).

Tak hanya itu, ia juga menambahkan jamaah harus menjalani banyak prosedur karena Arab Saudi adalah negara yang berisiko tinggi terkena Covid-19. Jamaah lantas disarankan agar mengisi formulir di aplikasi MySejahtera sebelum mereka naik pesawat.

Hal ini disampaikan oleh anggota dewan negara bagian Pangkor kepada wartawan setelah mempresentasikan paket donasi MAHB kembali ke sekolah, Senin (14/3/2022) kemarin.

Zambry dimintai komentarnya atas keluhan dan kekesalan jamaah umroh di media sosial terkait keterlambatan penanganan jemaah setibanya di KLIA. Keterlambatan tersebut disampaikan terjadi karena masalah teknis, serta perlu kerjasama dan diskusi lanjutan di antara otoritas terkait.

Dia berharap penundaan ini tidak akan terjadi ketika perbatasan negara dibuka kembali pada 1 April, karena akan berdampak pada semua pihak jika tidak ditangani dengan baik.

“Mengenai masalah ini, kami akan duduk untuk membahas protokol kesehatan yang perlu kami patuhi dan terapkan,” lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement