IHRAM.CO.ID,JEDDAH -- Di tengah kompleks kehidupan Jeddah, terdapat sebuah tempat perlindungan bagi beberapa hewan yang kerap disalahpahami, termasuk reptil. Cagar alam mini ini dipelihara oleh Kane Tison.
Lokasi tersebut dibangun di dalam taman umum oleh Tison, dengan dukungan ayahnya. Ia dan tim berupaya merawat hewan dengan menciptakan kembali habitat aslinya, dimana sebuah kandang terasa seperti sepotong kecil hutan.
Dilansir di Arab News, Selasa (22/3), tempat ini memiliki tanaman dan sistem air mereka sendiri, yang meniru sebuah aliran kecil air. Kandang itu adalah rumah bagi beberapa hewan, tidak hanya reptil tetapi juga burung dan ikan.
Tison lahir dan dibesarkan di Jeddah dan telah mengumpulkan hewan sejak dia masih kecil. Ia mengatakan memulai peternakan hewan kecil di awal 2000-an, di mana mereka merawat hewan seperti kelinci dan bebek.
"Segera setelah kami mengalihkan fokus ke reptil, sekarang kami memiliki koleksi reptil bagus yang kami selamatkan dan pelihara. Kami juga mengajari orang-orang cara merawatnya,” ujar dia.
Tison ditakdirkan untuk menjadi teman hewan bersisik sejak dia masih kecil. Ular pertama diberikan oleh ayahnya pada usia tujuh tahun. Dia merawat ular itu sepenuh hati, tetapi akhirnya harus menyerah begitu saja karena ukurannya yang terlalu besar.
Binatang tersebut akhirnya dilepaskan di gurun. Beberapa tahun kemudian, ia menyadari tindakan itu adalah langkah yang salah dan mengimbau yang lain agar tidak melepaskan hewan invasif di alam liar.
Di Jeddah, dia memiliki kesempatan untuk memelihara hewan di tempat yang lebih besar. Tison tidak hanya menyelamatkan, tetapi dia dan timnya juga memberikan perhatian medis kepada mereka yang membutuhkan.
Ketika mereka melihat seseorang memiliki spesies yang sama dengan yang ada di kandang, Tison akan membelinya agar hewan di tempat penampungan tidak sendirian. "Jadi kami memiliki pasangan yang baik yang hidup bersama, selalu menyenangkan bagi hewan untuk memiliki pendamping," lanjut dia.
Cagar alam mini ini membagi kura-kura, iguana, burung, dan kura-kura di daerah yang berbeda. Hewan-hewan hidup berdampingan dalam harmoni yang sempurna.
Menciptakan lingkungan yang sesuai dengan habitat asli mereka adalah hal yang sulit. Tison dan timnya memiliki tujuan menciptakan siklus alami, dimana ada aliran air untuk hewan dan menyirami tanaman, tanaman yang tumbuh dapat dikonsumsi oleh hewan.
Awalnya, ketika dia mengumpulkan reptil, orang-orang mengira hal itu aneh. Tetapi seiring tumbuhnya komunitas, semakin banyak orang mulai melihat keindahannya. Menurut Tison, reptil lebih mudah dirawat daripada mamalia dan hewan peliharaan biasa.
Ia menyimpan koleksi hampir 50 ular di rumahnya, karena mereka perlu disimpan di lingkungan yang suhunya terkontrol. Selain ular, reptil senang berada di iklim panas dan lembab, menjadikan Jeddah tempat terbaik untuk memelihara mereka sebagai hewan peliharaan.
Kedepannya, Tison bertujuan untuk membuka kebun binatang reptil untuk umum dan memperluas pengetahuan dan kecintaannya terhadap reptil kepada semua orang.
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/2047416/saudi-arabia