Kamis 24 Mar 2022 08:18 WIB

Isu Rusia di G20, China Tegaskan Dukungan pada Indonesia

Muncul tuntutan sebagian negara agar Rusia dikeluarkan dari G20

Bendera China. Muncul tuntutan sebagian negara agar Rusia dikeluarkan dari G20, China tetap tegaskan dukungannya untuk Indonesia
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Bendera China. Muncul tuntutan sebagian negara agar Rusia dikeluarkan dari G20, China tetap tegaskan dukungannya untuk Indonesia

IHRAM.CO.ID, BEIJING— China kembali menegaskan dukungannya kepada Indonesia sebagai ketua G20, di tengah tuntutan agar Rusia dikeluarkan dari keanggotaan kelompok 20 negara ekonomi tersebut menyusul agresi militernya di Ukraina.

"China mendukung Presidensi G20 Indonesia tahun ini untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor sesuai agenda yang ditetapkan dengan tema Recover Together, Recover Stronger," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA), Wang Wenbin, di Beijing, Rabu (24/3/2022).

Baca Juga

Menurut dia, forum utama G20 itu untuk kerja sama ekonomi internasional sehingga tujuannya adalah menyatukan negara-negara ekonomi di dunia, termasuk Rusia sebagai salah satu anggota penting forum itu.

"Tidak ada satu pun negara anggota yang berhak mencabut keanggotaan negara lainnya," ujarnya menanggapi pertanyaan apakah kualitas organisasi G20 akan menurun jika Rusia masih bergabung.

Dalam menghadapi krisis Covid-19 di tengah instabilitas pemulihan ekonomi dunia, lanjut dia, ketua G20 memikul tanggung jawab besar dalam memimpin gerakan antipandemi, meningkatkan tata kelola ekonomi, dan mengampanyekan pemulihan ekonomi global.

"G20 sudah seharusnya menjalankan praktik-praktik multilateralisme, memperkuat solidaritas dan kerja sama, bersama-sama menghadapi tantangan utama ekonomi, keuangan, dan pembangunan," kata Wang.

Sebelumnya, Menlu Wang Yi juga menyatakan dukungannya terhadap Indonesia yang pada tahun ini mendapatkan amanat memimpin G20. China juga berjanji akan bertindak aktif membantu kelancaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada Oktober mendatang.

Namun sampai saat ini belum diketahui, apakah Presiden Xi Jinping atau Perdana Menteri Li Keqiang bisa menghadiri KTT tersebut.  

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement