IHRAM.CO.ID,MELAKA -- Alquran berukuran raksasa dengan berat lebih dari 7,5 kg menjadi salah satu daya tarik utama dalam Pameran Penjualan Alquran dalam rangka Obral Pra-Ramadhan yang dimulai pada Jumat (25/3) lalu di Melaka, Malaysia. Pameran ini berlangsung selama delapan hari.
Corporate Director Nasyrul Quran and Restu Foundation Nurashikin Abdul Latif mengatakan, expo ini memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk merasakan proses pencetakan Alquran dan bagaimana Alquran diproduksi. Ini pertama kalinya kami mengadakan pameran di luar Yayasan Restu. Alquran berukuran besar itu khusus dipersembahkan untuk para pengunjung di Melaka, karena negara adalah tempat pertama bagi kami untuk memamerkan Alquran yang unik.
"Yang lebih menarik lagi, pengunjung bisa menyalin sendiri ayat-ayat Alquran berdasarkan teknik yang kami ciptakan melalui buku-buku khusus yang diobral," katanya seperti dilansir Bernama, Ahad (27/3).
Nurashikin menambahkan, pengunjung juga bisa mendapatkan salinan kitab suci dalam berbagai jenis gaya penulisan, desain dan ukuran, termasuk terjemahan yang dilakukan dalam berbagai bahasa antara lain Inggris, Melayu, Jawi, Mandarin, Kazakh, dan Kamboja.
"Pengunjung juga berkesempatan untuk membeli Alquran dengan harga khusus mulai dari 20 ringgit Malaysia (sekitar Rp 68 ribu), sedangkan ukuran yang lebih besar dibandrol dengan harga 450 ringgit Malaysia (atau sekitar Rp 1,5 juta), yang cocok digunakan di masjid atau surau," ujarnya.
Agenda tersebut diresmikan oleh Ketua Komite Urusan Perempuan, Pembangunan Keluarga dan Kesejahteraan Negara Datuk Kalsom Noordin. Kalsom menuturkan, pameran ini bisa menjadi katalisator kebangkitan perempuan pengusaha di Melaka yang sebelumnya terdampak berbagai faktor antara lain Covid-19 dan bencana banjir.
"Selain pameran Alquran, ada 18 stan yang juga menjual berbagai produk. Produk mereka diharapkan bisa membantu mereka bangkit kembali di Ramadan ini," ujarnya.
Kalsom menambahkan, pihaknya juga berencana menggelar expo pada Ramadan ini sebagai bagian dari upaya mencari dan menghimpun kembali para perempuan pengusaha yang terdampak.
"Seperti yang kita lihat pada bazar Ramadhan lalu, khususnya di Peringgit, dari 300 kios, lebih dari 20 persen pedagang dan pengusaha adalah perempuan. Dengan upaya tersebut, termasuk kerjasama dengan perusahaan besar, kami dapat membantu perempuan untuk tidak terlalu bergantung pada suami atau keuangan keluarga. Mereka harus memiliki penghasilan sendiri," imbuhnya.