IHRAM.CO.ID, JAKARAT -- Ulama besar Saudi, Syekh Abdurrahman bin Nashir Assa'dy menjelaskannya dalam kitab Al Irsyad Ila Ma'rifatil Ahkam yang kemudian dikutip Syekh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Al Maqshud dalam Ensiklopedi Fatwa Ramadhan. Adapun hikmah-hikmahnya adalah sebagai berikut:
Mencapai ketakwaan
Hikmah paling utama dari puasa Ramadhan, tentunya adalah mencapai derajat ketakwaan. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah 183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
"Ayat ini mencakup semua hikmah yang diungkapkan oleh orang-orang. Sesungguhnya taqwa artinya adalah nama yang mencakup semua apa yang dicintai Allah dan yang diridhai-Nya dari hal-hal yang dianjurkan, dan meninggalkan hal-hal yang dilarang," jelas Syekh Assa'dy.
Cara agung mencapai kebahagiaan dunia akhirat
Puasa disebut sebagai cara agung untuk mencapai kebahagiaan bagi seorang hamba dalam agamanya, dunianya dan akhiratnya.
"Orang yang berpuasa mendekatkan diri kepada Allah dengan meninggalkan segala keinginan demi mendahulukan kecintaan pada-Nya daripada kecintaan pada dirinya sendiri. Oleh sebab itu Allah telah mengkhususkan (puasa) dari amal-amal yang lain dengan mengidhofah-kannya pada diri-Nya dalam hadits shahih,"terangnya.
Dasar ketakwaan
Puasa adalah dasar ketaqwaan bagi seorang Muslim. Ketakwaan seorang Muslim tidak akan sempurna tanpa ibadah puasa.
Melatih kesabaran
Di dalam ibadah puasa, iman seseorang akan bertambah dengan mendapat sifat sabar karena puasa melatih seseorang berada dalam kondisi kesusahan dan upaya mendekatkan
Diri pada Allah SWT.
Bertambahnya kebaikan
Ibadah puasa adalah sebab bertambahnya kebaikan karena akan diiringi dengan memperbanyak ibadah sholat, membaca Alquran, berdzikir, dan sedekah. Semuanya merupakan wujud dari ketakwaan.
Melatih diri menahan perkara yang dilarang Allah
Dalam ibadah puasa, seseorang dilatih untuk menahan diri dari perkara yang diharamkan Allah, baik berupa perbuatan dan perkataan yang dilarang. Menahan diri dari perbuatan dan perkataan yang dilarang adalah tiang ketakwaan.