IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia menyampaikan bahwa keharmonisan kehidupan beragama di Swedia sedang diuji. Sehubungan dengan itu, MER-C Indonesia meminta pemerintah Swedia menindak tegas pelaku pembakaran Alquran.
"Sekelompok orang yang digalang oleh Rusdan Paludan, seorang tokoh anti-Islam dan anti-imigran, melakukan aksi pembakaran kitab suci Alquran. Aksi dilakukan di beberapa kota di Swedia, tepatnya sejak hari Kamis (14/4/2022)," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia, Sarbini Abdul Murad melalui pesan tertulis kepada Republika, Rabu (20/4/2022).
Sarbini mengatakan, keributan dan bentrokan pun pecah di beberapa kota Swedia pasca aksi pembakaran kitab suci Alquran digelar. MER-C Indonesia mengecam tindakan pembakaran kitab suci Alquran maupun kitab suci agama lainnya.
Untuk itu, MER-C meminta pemerintah Swedia segera menindak tegas Rusdan Paludan dan kelompoknya yang telah menciptakan provokasi anti-Islam dan penistaan agama. MER-C meminta agar Rusdan Paludan dihukum berat, sehingga tidak ada lagi orang dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi bisa bebas berbuat apa saja untuk menghina dan melecehkan agama lain.
"Perlu kita ingat bersama bahwa tindakan menghina agama Islam dan Nabi Muhammad akan memantik bentrokan dan kecaman dari umat Muslim maupun warga dunia yang menjunjung hak asasi manusia dan kebebasan beragama," ujar Sarbini.
Sarbini mengatakan, apabila Rusdan Paludan terus dibiarkan, MER-C Indonesia khawatir akan menyebabkan masalah serius di Swedia dengan umat Muslim dunia secara umum.
Ia mengingatkan, belajar dari beberapa bentrokan dan kerusuhan akibat provokasi kelompok radikal yang menghina Islam, sebaiknya pemerintah Swedia secara rutin melakukan dialog antar umat beragama. Sehingga akan terwujud kerukunan umat beragama di negara ini.