IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan memastikan semua fasilitas kesehatan haji di Arab Saudi secara teknis sudah siap dioperasikan.
Pemerintah Indonesia memiliki tiga Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sebagai fasilitas kesehatan jamaah haji di Jeddah, Makkah, dan Madinah.
"Insya Allah dari sisi kesehatan haji 2022 kita sudah siap," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji, Budi Sylvana saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/4/2022).
Budi mengatakan, meski dua tahun tidak beroprasi semua fasilitas kesehatan masih bisa digunakan pada prosesi haji tahun ini. Karena selama dua tahun itu dilakukan perawatan.
"Ada orang yang menjaga gedung di sana merekan yang menjaga. Artinya perawatan digunakan tetapi penempatan barang alat kesehatan itu dan juga kondisinya," ujarnya.
Selain sudah siap secara teknis terkait dengan fasilitas kesehatan, dari sisi jamaah pun sudah siap diberangkatkan karena sudah mendapat vaksinasi minimal dosis yang kedua.
Hal tersebut sudah sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh Pemerintah Arab Saudi di mana jamaah harus sudah divaksin minimal vaksin dosis dua. "Kita tetap minta jamaah melakukan vaksin karena itulah yang bisa memproteksi mereka," katanya.
Budi memastikan, pada prosesi haji akan ada ribuan orang bertemu dalam satu waktu dan tempat. Untuk itu vaksin dapat mencegah mereka terpapar virus yang dibawa oleh jamaah dari negara-negara lain.
"Puluhan juta orang di Makkah nanti misalnya banyak negara. Apa yang bisa memproteksi mereka ? Yaitu tadi vaksinasi," katanya.
Budi mengatakan, saat ini Arab Saudi memang telah melonggarkan kebijakan protokol kesehatan dengan tidak mewajibkan karantina, memakai masker dan menjaga jara.
Meski demikian petugas kesehatan akan tetap mengedukasi agar jamaah tetap menggunakan masker demi menjaga kesehatannya.
"Petugas ini yang kita tugaskan untuk selau mengedukasi jamaah tetep mengunakan masker karena itu bisa memproteksi mereka. Vaksinasi masker itu bisa memproteksi mereka," katanya.
Walaupun nanti, kata dia, jamaah dari negara lain tidak menggunakan masker, akan tapi jamaah Indonesia tetep harus memakai masker.
Pertimbangannya, karena jamaah Indonesia paling banyak usia lanjut yang rentan terpapar penyakit. "Silakan jamaah lain tidak memakai masker, tetapi jamaah kita mengedukasi agar tetap menggunakan masker," katanya.