Sabtu 07 May 2022 22:00 WIB

Erick Thohir Berharap Pesantren Jadi Mercusuar Peradaban dan Penggerak Ekonomi Umat

Pesantren bukan hanya berfungsi sebagai mercusuar peradaban.

Rep: M Nursyamsyi/ Red: Agung Sasongko
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, Erick Thohir
Foto:

 
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Kementerian BUMN telah merancang beberapa program khusus. Salah satunya BUMNU (Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama), merupakan program kolaborasi antara BUMN dan unit usaha di bawah Ormas NU, yang diluncurkan pada akhir Februari 2022, saat peringatan hari lahir NU ke-99.
 
Program tersebut dimulai dari pendirian 250 badan usaha. Erick tentu berharap BUMNU yang dimentori oleh BUMN dapat menjadi faktor pendorong perekonomian umat berbasis pesantren.
 
Ada pula Program Santripreneur dan Santri Magang di BUMN, yang diharapkan dapat memberdayakan para santri dalam pengembangan ekosistem bisnis dan ekonomi syariah melalui perspektif ilmu fiqih yang dikuasai.
 
Kemudian, Program Makmur yang menyasar sektor agribisnis. Dalam program ini, santri dapat menjadi petani mandiri setelah diberi pendampingan, akses pembiayaan, dan pasar yang dituju. Program Makmur diharapkan dapat membina dan membantu petani maupun kalangan pesantren dalam pengembangan kapasitas bisnis.
 
Beberapa program ini dilengkapi dengan program vokasi melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di 15 pesantren sebagai percontohan. Selain itu, ada juga program beasiswa pendidikan S2 yang dapat diikuti guru dan pengajar di pesantren.
 
Meski begitu Erick menyebut optimalisasi program-program tersebut akan berhasil jika masyarakatnya kompak dan harmonis dan tidak mudah terpecah belah oleh sentimen yang provokatif. 
 
"Persatuan bangsa harus menjadi napas untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan," tegas Erick.
 
Di hadapan para ulama, Erick berjanji akan menjaga keharmonisan dan persatuan sebagai fondasi bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju. Dalam kepemimpinannya, satu hal terpenting yang harus selalu dijunjung adalah nilai-nilai akhlak.
 
"Kepandaian tanpa karakter akan menjadi kejahatan, kekayaan tanpa karakter akan menjadi kerakusan. Sejak kecil, orang tua saya mengajarkan pentingnya karakter. Maka dalam kepemimpinan saya, saya sangat menjunjung nilai-nilai Akhlak," ungkapnya.
 
Senafas dengan pesan orangtuanya itu, para alim ulama dan pasantren memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan generasi muda Muslim yang memiliki Akhlakul Karimah, moderat, lembut, dan tawadhu seperti teladan yang ditunjukkan KH Abdul Hamid di Pasuruan.
 

 

Melalui teladan tersebut, Indonesia bisa menciptakan tatanan masyarakat yang kuat simpul silaturahminya, dimulai dari kalangan santri dan pesantren.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement