IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Melakukan kebaikan di tanah haram Makkah pahalanya berlipat ganda dan begitupun dengan dosa yang dilakukan. Untuk itu petugas pebimbing ibadah harus mengingatkan jamaahnya tidak berbuat dosa
"Sebagaimana orang yang di tanah harom mendaptkan pahala ketika berbuat baik maka dosa yang di lakukan di tanah harom juga berlipat," kata Ustadz Imam Khoiri saat menyampaikan tausiyah subuh kepada peserta bimbingan teknis (Bimtek) PPIH Arab Saudi, di Masjid Al-Mabrur Asrama Haji Pondok Gede, Sabtu (21/5/2022).
Untuk itu para sahabat nabi radhiyallahu anhu tidak pernah mau berlama-lama tinggal di tanah haram Makkah. Hal itu tidak ingin dosa yang telah dibuatnya meskipun sedikit dilipatgandakan.
"Sebagaimana dulu para sahabat dalam riwayat Ibnu Umar ra. Beliau tidak pernah mau berlama-lama di tanah haram," katanya.
Para sahabat, seperti Umar ra, ketika berumroh atau berhaji setelah selesai melaksanakan ritual ibadahnya, beliau langsung tinggalkan di Makkah. Dan bersegera kembali ke tanah halal terdekat.
"Maka keluar ke tanah halal terdekat mungkin kita ke tan'im kala bapak ibu mau umroh itu ibu harus keluar ke tanah halal untuk berniat ihram," katanya.
Ustadz Imam Khoiri mengatakan, sahabat Umar, berada di tanah haram seperlunya saja. Sahabat umat tidak berlama-lama di tanah haram karena takut berbuat.
"Baru kala mau beribadah beliau masuk ke tanah haram," katanya.
Ustadz Imam mengatakan, apa yang dilakukan sahabat Umar itu sebagai bentuk kehati-hatian agar tidak mengotori tanah haram dengan perbuatan-perbuatan dosa. Karena berbuat dosa di tanah haram akan sama dilipatgandakan dengan menjalankan kebaikan.
"Di samping kemuliaan juga harus ada ke hati-hatian. Sebagaimana di Makkah ada tanah haram yang di letakkan sejak zaman nabi Ibrahim di Madinah ada tanah haram di tetap kan sejak Rasulullah SAW," katanya.