IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Yahya bin Syarabin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria atau populer dikenal sebagai Imam an Nawawi adalah seorang ulama besar yang dilahirkan pada Muharam 631 Hijriah di Nawa, Damaskus, Suriah. Imam Nawawi mendapat pendidikan dari ayahnya yang terkenal akan ketakwaan dan kesalehannya.
Salah satu karyanya, Kitab Al Adzkar An Nawawiyah memuat berbagai doa dan zikir dari nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, Al Adzkar An Nawawiyah menerangkan hadits dan petuah para ulama mengenai zikir, doa, adab dan ibadah yang mengarahkan pembaca untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
Isi kandungan Al Adzkar An Nawawiyah dibagi dalam bab-bab tertentu. Diantaranya mukadimah, keutamaan dan kedudukan zikir, serta adab zikir dan doa. Selain itu tentang doa sehari-hari, adab-adab terhadap Alquran, pujian-pujian pada Allah SWT dan sholawat pada nabi Muhammad SAW. Kemudian hal-hal khusus dan ditutup tentang adab berdoa dan istighfar.
Pendakwah yang juga pengisi kajian Masjid Istiqlal Jakarta, ustaz Ahmad Zulfattah Yasin mengatakan pada mukadimah Imam An Nawawi menasehati agar sungguh-sungguh menggapai ridha Allah dan mempersiapkan bekal untuk akhirat. Caranya yakni disamping melakukan ketaatan maka harus menjauhkan diri dari apa-apa yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Imam An Nawawi juga menasehati untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa dan terus istiqomah melakukan ketaatan.
Imam an Nawawi menerangkan motivasinya menulis kitab Al Adzkar An Nawawiyah. Ia mengatakan kitab tersebut ditulis lantaran agar memudahkan pembacanya dalam menghafalkan doa dari nabi Muhammad SAW tanpa harus panjang dalam menghafal sanad.
"Jadi salah satu motivasi beliau adalah bahwa banyak ulama telah mengarang kitab-kitab zikir dan doa. Cuma, berpanjang kalam dengan sanad-sanad. Jadi kurang simpel maksudnya. Dan pengulangan-pengulangan, ini yang menyebabkan kejenuhan orang yang baru belajar," jelas ustaz Ahmad Zulfattah Yasin saat mengisi kajian kitab Al Adzkar An Nawawiyah di Masjid Istiqlal yang juga disiarkan daring pada Rabu (25/5).
Ustaz Ahmad Zulfattah mengatakan Imam An Nawawi menginginkan orang yang berupaya mencari doa dan zikir mendapat kemudahan. Sebab itu Imam Nawawi menyusun kitab tersebut secara ringkas. Yakni dengan menuliskan panjang sanad-sanad, namun tetap menerangkan kedudukan hadits tersebut. Hal ini yang lebih dibutuhkan dan memudahkan orang banyak.