Jumat 27 May 2022 21:14 WIB

Menteri Basuki: Perubahan Iklim Ancaman Nyata yang Harus Diantisipasi

Menteri Basuki: Perubahan Iklim Ancaman Nyata yang Harus Diantisipasi

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Muhammad Hafil
Perubahan iklim (Ilustrasi)
Foto: PxHere
Perubahan iklim (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bencana akibat perubahan iklim merupakan ancaman nyata. Dia menegaskan hal tersebut harus disiapkan antisipasinya untuk pengurangan risiko bencana.

"Sebagai contoh kami di Indonesia baru saja terkena dampak perubahan iklim di Semarang, Jawa Tengah yakni banjir rob,” kata Basuki di Forum Global Platform On Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 melakui pernyataan tertulisnya, Jumat (27/5/2022). 

Baca Juga

Basuki menjelaskan parapet yang dibangun berdasarkan data terakhir banjir rob setinggi sekitar 1,8 meter di atas muka laut pasang naiknya. Sehingga, kata dia Kementerian PUPR membuat parapet dua meter namun karena fenomena perubahan iklim air pasang tinggi melebihi jadi 2,1 meter.

Dia mengharapkan semua pihak dapat memberikan hasil untuk langkah antisipasi pengurangan risiko bencana. “Sekretariat The High-level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters (Help) telah mempersiapkan topik-topik penting yang berkaitan dengan air dan bencana, pemerintahan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya sangat percaya, lewat diskusi akan menghasilkan solusi untuk mengatasi bencana terkait air dan upaya mengurangi dampaknya," ungkap Basuki.

Dia menamnahkan, Indonesia juga akan mengadakan sesi pertemuan khusus Help. Basuki mengundang semua untuk hadir kembali ke Bali, Indonesia dalam World Water Forum 2024.

Ketua HELP Han Seung-soo yang juga mantan Perdana Menteri Korea Selatan dalam sambutannya secara virtual mengatakan, ilmu pengetahuan dan teknologi berperan sangat penting dalam penanganaan pengelolaan air. Khususnya terkait pengurangan risiko bencana. 

"Salah satunya adalah berfokus dalam melakukan observasi, modeling, dan integrasi data sebagai langkah akselerasi kebijakan Open Science. Diperlukan juga kerja sama antar disiplin ilmu dan berbagai sektor di level yang berbeda," jelas Han Seung-soo. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement