Jumat 03 Jun 2022 18:50 WIB

Tiga Pesan Antisipasi Kesehatan untuk Jamaah Haji Indonesia

Cuaca ekstrem masih menjadi tantangan utama jamaah haji Indonesia

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nashih Nashrullah
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Budi Sylvana, mengingatkan jamaah haji Indonesia untuk senantiasa menjaga kesehatan
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Budi Sylvana, mengingatkan jamaah haji Indonesia untuk senantiasa menjaga kesehatan

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Setelah dua tahun ibadah haji dilakukan terbatas, tahun ini umat Muslim diseluruh dunia kembali diperbolehkan melaksanakan rukun Islam kelima ini.

Meski demikian, protokol kesehatan dan sejumlah aturan tetap diberlakukan oleh pemerintah Arab Saudi mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir. 

Baca Juga

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, dr Budi Sylvana, mengatakan Kementerian Kesehatan selaku pihak yang bertanggungjawab terhadap layanan kesehatan jamaah haji Indonesia selama musim haji telah melakukan sejumlah upaya demi mencegah angka kematian maupun angka kesakitan para calon haji selama beribadah di tanah suci. 

Kemenkes juga menyampaikan imbauan kepada para jamaah agar dapat terhindar dari kemungkinan terkena risiko penyakit. 

“Perlu kita ingatkan pada jemaah, bahwa tahun ini kita dihadapkan pada dua situasi, pertama pandemi belum selesai dan kedua suhu ekstrem panas. Untuk itu ada beberapa langkah yang perlu kita antisipasi, paling tidak ada tiga langkah pokok yang perlu diantisipasi jamaah,” ujar Budi dalam jumpa pers di saluran YouTube Kemenkes, dikutip Jumat (3/6/2022). Tiga langkah antisipasi yang yang dimaksud adalah sebagai berikut: 

Pertama, pandemi belum selesai begitu juga penyakit menular lainnya, untuk itu para jamaah haji diminta tetap menerapkan protkes. 

Kedua, terkait dengan suhu ektrem, para jamaah disarankan untuk menghindari paparan panas di luar gedung, selalu menggunakan APD seperti topi, sun block, kacamata hitam, sesering mungkin menyemprotkan tubuh dengan cairan yang diberikan, tidak menggunakan baju hitam atau gelap karena akan menyerap panas. 

Ketiga, yang harus diantisipasi adalah hindari kelelahan yang berlebihan. Untuk itu jamaah diminta fokus pada wajib hajinya yaitu pada Arafah, Muzdalifah, dan Armina.

“Silakan melakukan aktivitas ibadah yang lainnya namun disesuaikan, jamaah punya cukup waktu untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah,” kata Budi. “Tentunya jangan lupakan hastag kita #jangantungguhaus, itu penting sekali untuk menghindari dehidarasi dan heat stroke," sambungnya. 

Budi menambahkan, pihak General Authority of Civil Aviation of Saudi Arabia (GACA) atau otoritas penerbangan di Arab Saudi baru saja mengkonfirmasi terkait syarat PCR Negative bagi para calon haji. Jika semula diminta hasil PCR sudah keluar maksimal 48 jam sebelum keberangkatan kini syarat tersebut berubah menjadi 72 jam sebelum keberangkatan sudah keluar hasilnya. 

“Kami mendapatkan suratnya, dikoreksi oleh GACA syarat memasuki Saudi adalah 72 jam sebelum keberangkatan, bahwa hasil PCR harus sudah keluar 72 jam sebelum berangkat,” sebut pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes ini. 

Dengan adanya aturan baru ini, dr Budi mengatakan, para petugas harus memperhitungkan dengan tepat terkait waktu pemeriksaan PCR bagi calon haji. Sementara bagi calon haji yang hasil pemeriksaan PCR positif, maka akan ditunda terlebih dahulu keberangkatannya. 

“Jamaah yang saat mau pemberangkatan hasil PCR positif akan mengalami penudaan pemberangkatan, hasil koordinasi dengan Kementerian Agama, jamaah yang mengalami penundaan rencana akan diikutkan pada kloter berikutnya,” ujar dr Budi. 

“Namun jika pada hari terakhir mereka belum sembuh, maka secara otomatis mereka tidak bisa diberangkatan dan kemungkinan akan diikutkan pada tahun berikutnya. Jadi PCR tidak bisa ditawar lagi, PCR negative memang syarat untuk masuk Arab Saudi.” 

Dari data hasil pemeriksaan kesehatan calon haji per 2 Juni 2022, diketahui dari total 100.051 orang yang mendapat kuota untuk tahun ini sudah 95.702 jamaah atau sekitar 95,7 persen jamaah sudah melakukan pemeriksaan kesehatan. 

Artinya, kata Budi, 95 persen jamaah sudah siap untuk diberangkatan atau memenuhi persyaratan istitaah kesehatan. Petugas kesehatan masih terus melakukan pemeriksaan terhadap jamaah yang belum melakukan tes kesehatan. 

Sementara untuk vaksinasi Covid-19, calon haji yang sudah memenuhi dosis lengkap, yakni sudah mendapatkan dua kali suntikan vaksin Covid-19 sebanyak 95 persen. Begitu juga jumlah calon haji yang sudah melakukan suntik vaksin meningitis sudah mencapai 95,7 persen. 

“Waktu pemberangkatan masih tersisa satu bulan lagi, dari 4 Juni sampai 3 Juli, kemungkinan jamaah akan melengkapi status vaksinasi hingga satu bulan ini kita optimis seluruh jamaah akan melengkapi status vaksinasi,” sebut Budi. 

Diharapkan para jamaah mengikuti imbauan yang disampaikan Kemenkes karena saat melaksanakan ibadah haji akan bertemu dengan para jamaah dari berbagai negara yang secara keseluruhan berjumlah sekitar satu juta orang. 

“Kami minta jamaah tetap menerapkan protokol kesehatan karena jamaah akan berinteraksi dengan satu juta orang, sehingga mereka rentan tertular jika tidak melakukan prokes, tetap menggunakan masker selama melaksanakan ibadah haji,” imbau Budi.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement