“Saya dapat arisan dan ayo emas ini jual. Ayo daftar haji. Tidak apa dengan niat Insya Allah siapa tahu Allah mengasihani dan Allah cukupkan,” kata Holili mengenang ucapan mendiang istrinya.
Bermodal keyakinan, pasangan suami istri itu pun mendaftar haji pada 2011. Namun Allah berkendak lain, istrinya meninggal dunia pada 2019 karena sakit. Kemudian di tahun berikutnya, Holili dihubungi untuk melakukan pelunasan haji.
“Istri saya meninggal beberapa bulan sebelum penatapan, tahun 2020 dikonfirmasi berangkat, tapi karena pandemi jadi ditunda. Alhamdulillah bisa berangkat tahun ini. Meski istri saya sudah meninggal, tapi niat saya tetap haji bersama istri,” kata dia.
Sepeninggal istrinya, Holili sempat menawarkan kedua anaknya untuk mengganti porsi haji sang istri. Namun, keduanya menolak dan Holili memilih mengambil tabungan haji almarhumah untuk dipergunakan sebagai biaya menghajikan mendiang istrinya di tanah suci.
“Uang tabungannya sampai saat ini masih utuh, saya titipkan agar tidak saya pergunakan. Uang itu untuk haji badal istri saya karena di tanah suci harus bayar orang untuk menghajikan. Mohon doa semoga saya dan istri dijadikan haji mabrur,” ujarnya.