Jumat 17 Jun 2022 20:47 WIB

Reksa dana untuk Atur Biaya Ibadah Haji

Reksa dana untuk Atur Biaya Ibadah Haji

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Muhammad Hafil
Reksa dana untuk Atur Biaya Ibadah Haji. Foto:   Setoran dana haji (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan
Reksa dana untuk Atur Biaya Ibadah Haji. Foto: Setoran dana haji (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Beberapa waktu terakhir ini ramai diberitakan tentang masa tunggu antrian ibadah haji di Indonesia yang sangat panjang. Rata-rata masa tunggu antrean keberangkatan haji di Indonesia saat ini adalah 48,5 tahun.

Masa tunggu tersingkat adalah sembilan tahun di Kabupaten Maybrat, Papua Barat dan yang terpanjang 97 tahun di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Selain melalui program haji reguler, ada juga alternatif haji khusus (ONH Plus) maupun haji furoda yang tanpa antri.

Baca Juga

Bagi yang membutuhkan dan merencanakan untuk naik haji, pilih yang sesuai dengan kapan kita ingin berangkat dan kemampuan ekonomi. Bulatkan niat dan lakukan perencanaan keuangan yang matang.

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Dimas Ardhinugraha menyampaikan ada beberapa tips untuk menyiapkan dana haji. Ibadah haji tentu saja memerlukan persiapan yang matang. 

 

"Di awal, persiapan keuangan sangat penting, karena untuk mendapatkan nomor antrian keberangkatan harus ada setoran awal yang harus dibayarkan," katanya dalam keterangan, Jumat (17/6/2022).

Biaya haji regular yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun 2022 berkisar antara total Rp 35 juta hingga Rp 42 juta yang dibagi dalam dua termin pembayaran. Setoran pertama sebesar Rp 25 juta untuk mendapatkan nomor antrian dan setoran kedua atau pelunasan dari sisanya saat sudah mendapatkan kepastian keberangkatan.

Pada haji khusus dan haji furoda, biaya yang dibutuhkan jauh di atas angka tersebut.

Menurutnya, calon jemaah haji juga harus mempertimbangkan faktor inflasi.  Jelang keberangkatan, dana yang harus dilunasi mungkin sudah di atas Rp 10 juta. 

Inflasi harga bahan bakar pesawat, hotel, perbedaan kurs mata uang dolar AS maupun riyal Saudi Arabia, dan lain sebagainya akan ikut meningkatkan biaya haji.  Selain itu juga perlu dialokasikan dana untuk pembuatan paspor, vaksin meningitis, serta jika dibutuhkan untuk suvenir atau oleh-oleh maupun uang jajan selama di sana.

 

"Jika tekad dan niat sudah bulat, umumnya usaha untuk menggapai tujuan keuangan akan terasa lebih ringan," katanya.

Agar dana haji dapat terkumpul sesuai waktu yang diharapkan dan jumlah yang dibutuhkan, maka harus mengisi pos dana haji secara disiplin dan rutin. Atur ulang prioritas keuangan. Jika pendapatan tidak bisa ditambah, maka pengeluaran harus dikurangi. 

Pilih pos-pos pengeluaran yang masih bisa dihemat, misalnya pos hiburan. Kurangi biaya atau frekuensi makan di luar rumah serta lebih selektif dan irit dalam melakukan pembelanjaan atau pengeluaran.

"Biarkan uang bekerja untuk kita

Karena masa tunggu yang cukup panjang pada haji regular dan haji khusus, jangan biarkan uang kita tidur di rekening tabungan dan tergerus inflasi," katanya.

Reksa dana dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menyimpan dan mengembangkan pos dana haji. Lakukan diversifikasi pada beragam jenis reksa dana, mulai dari reksa dana pasar uang yang memiliki risiko relatif rendah, reksa dana pendapatan tetap dengan risiko yang sedang, hingga reksa dana saham yang memiliki risiko tinggi.

Dalam investasi berlaku prinsip //high risk high return// dan //low risk low return//.  Potensi keuntungan yang tinggi memiliki tingkat risiko yang juga tinggi. Demikian pula sebaliknya.

Jika waktu persiapan yang dimiliki cukup singkat, sekitar 1-2 tahun, simpan di instrumen dengan risiko yang relatif rendah. Jika masih sangat panjang, di atas 10 tahun, silakan perbanyak porsi di reksa dana saham.

 

Reksa dana saham syariah dapat dimanfaatkan untuk persiapan naik haji jangka panjang. Sebagai contoh, Manulife Syariah Sektoral Amanah (MSSA) merupakan reksa dana yang dikelola sesuai prinsip syariah dan berinvestasi pada berbagai saham perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Reksa dana MSSA mencatatkan kinerja 12,88 persen dalam setahun terakhir, per akhir Mei 2022. Masyarakat juga dapat memanfaatkan reksa dana dengan risiko yang lebih rendah, seperti reksa dana Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI). 

MSSI berinvestasi pada sukuk atau Surat Berharga Syariah tenor pendek sehingga menghasilkan karakter reksa dana yang lebih konservatif dibandingkan saham.  MSSI mencatatkan kinerja 4,48 persen (yoy) per akhir Mei 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement