Senin 20 Jun 2022 14:00 WIB

Ada Dua Jenis Sholat Sunnah, ini Penjelasan Imam Syafii

Imam Syafii dalam kitab Fikih Manhaji menjelaskan ada dua macam shalat sunnah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Umat muslim melaksanakan sholat Sunnah di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Jumat (8/4/2022). Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Pusdai menggelar Sholat Jumat pertama di bulan Ramadhan 1443 H dengan menerapkan protokol kesehatan serta pembatasan kapasitas jemaah masjid maksimal 75 persen. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Umat muslim melaksanakan sholat Sunnah di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Jumat (8/4/2022). Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Pusdai menggelar Sholat Jumat pertama di bulan Ramadhan 1443 H dengan menerapkan protokol kesehatan serta pembatasan kapasitas jemaah masjid maksimal 75 persen. Foto: Republika/Abdan Syakura

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Imam Syafii dalam kitab Fikih Manhaji menjelaskan ada dua macam shalat sunnah yakni ada yang pelaksanaannya tidak disunahkan berjamaah dan shalat sunnah yang disunahkan berjamaah. Adapun shalat sunnah yang tidak disunahkan berjamaah terbagi menjadi dua. 

Ada shalat yang menyertai shalat wajib, dan shalat yang tidak menyertai shalat wajib. Adapun shalat yang menyertai shalat wajib disebut muakkad dan ada yang ghairu muakkad. Sunnah muakkad adalah dua rakaat sebelum subuh, dua rakaat sebelum zuhur, dua rakaat setelah zuhur, dua rakaat setelah maghrib, dan dua rakaat setelah isya. 

Baca Juga

Di antara semua shalat ini, menurut Imam Syafii shalat dua rakaat sebelum subuh adalah yang paling utama. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim ari Sayyidah Aisyah, ia berkata, "Tidak ada shalat sunnah yang paling konsisten dilakukan Nabi melebihi shalat sunnah fajar,". 

Sedangkan sunnah ghairu muakkad adalah dua rakaat lain sebelum zuhur. Kemudian shalat sunnah yang tidak menyertai shalat wajib. Shalat sunnah ini terbagi dua, yakni shalat sunnah dengan nama terrtentu pada waktu tertentu dan shalat sunnah mutlak yang nama dan waktunya tak tentu. 

Seperti shalat tahiyyatul masjid, shalat witir, shalat malam, shalat dhuha, shalat istikharah, dan lainnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement