Senin 27 Jun 2022 14:07 WIB

Puncak Haji, Satop Armuzna Diisi Personel Tiga Daker

Personel tiga Daker mengisi Satop Armuzna saat puncak haji.

Rep: Achmad Syalabi Ichsan/ Red: Muhammad Hafil
Puncak Haji, Satop Armuzna Diisi Personel Tiga Daker. Foto: Ketua PPIH Arab Saudi Arsad Hidayat
Foto: dok. MCH
Puncak Haji, Satop Armuzna Diisi Personel Tiga Daker. Foto: Ketua PPIH Arab Saudi Arsad Hidayat

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Untuk menghadapi puncak haji yang diperkirakan jatuh pada 7-9 Juli, Kementerian Agama (Kemenag) membentuk Satuan Operasi (Satop) khusus. Satuan yang terdiri dari para personel di tiga kntor daerah kerja PPIH Arab Saudi tersebut akan bekerja di wilayah Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

Ketua PPIH Arab Saudi Arsad Hidayat menjelaskan, Satop merupakan petugas yang sebelumnya bekerja di daerah kerja (Daker) baik Makkah, Madinah, maupun Bandara.“Jadi daker ketika masuk ke Armuzna tidak lagi dinamai Daker,” kata Arsad kepada Tim MCH di Kantor Daker Makkah, Ahad (26/6/2022).

Baca Juga

Tiga Daker tersebut akan mengisi di tiga wilayah kerja berbeda. Daker bandara bertugas di Arafah. Di Muzdalifah akan diisi tim dari Daker Makkah sementara Mina untuk Daker Madinah. Dia menjelaskan, akan ada tim monitoring yang mengawasi seluruh proses pergerakan jemaah saat pelaksanaan Armuzna.

Mobilisasi Armuzna akan dimulai sejak 8 Zulhijjah 1443 H pagi. “Kemarin kita simulasi dengan Kementerian Haji (Arab Saudi), jika dulu biasanya dimulai (mobilisasi jemaah) jam 07.00 pagi sampai 24.00 malam, dengan jumlah jamaah saat ini, dari hotel ke Arafah InsyaAllah akan selesai pukul 17.00 sore (waktu Arab Saudi),” ujar dia.

Tanggal 9 Zulhijjah, jamaah akan melakukan rangkaian ibadah wukuf di Arafah, sejak masuk waktu Zuhur. Selanjutnya, jamaah akan dimobilisasi ke Muzdalifah. Selepas Maghrib, jamaah mulai didorong masuk ke Muzdalifah. \"Mudah-mudahan sebelum tengah malam sudah tuntas. Biasanya dulu pergerakan ke Muzdalifah sampai pukul 01.00-02.00 dini hari,” tambah Arsad.

Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama ini mengatakan, petugas haji akan berjaga dan mendorong jamaah yang sudah berada di Muzdalifah segera mengambil batu dan bergeser ke Mina. Menurut dia, jamaah yang terlebih dahulu sampai di Muzdalifah pada pukul 19.00 (waktu Arab Saudi) segera bergegas menuju Mina untuk melakukan lempar jumrah aqabah. Prosesi mobilisasi jamaah ke Mina biasanya berlangsung hingga pagi.

Untuk mobilisasi jamaah selama Armuzna, PPIH telah berkomunikasi dan menjalin kontrak dengan Organda Arab Saudi. Menurut dia, pihak PPIH sudah menjalin kontrak dengan Naqabah lis-Sayyarat, Organdanya Arab Saudi yang diberikan kewenangan mengangkut jemaah

dari hotel ke Arafah-Muzdalifah-Mina dan kembali ke hotel.

Sejak 5 Juli 2022, seluruh bus yang beroperasi di Arab Saudi termasuk bus shalawat akan fokus disiapkan untuk melayani Armuzna. Bus shalawat baru akan beroperasi normal, diperkirakan setelah 16 Juli 2022. Dia meminta agar jamaah menjalankan sholat lima waktu di sekitar hotel untuk menghemat tenaga.

“Nanti setelah tanggal 5 tidak akan ada lagi bus shalawat berkeliaran. Semuanya akan ditarik untuk pelaksanaan Armuzna. Jadi tanggal 5-15 Juli 2022 tidak akan ada bus shalawat,\"jelas dia.

Sementara itu, terkait Armuzna tahun ini, jemaah haji Indonesia dipastikan akan menerima fasilitas jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tenda bagi jemaah selama di Arafah dan Mina misalnya, akan lebih baik dengan pendingin udara (AC) baru yang lebih dingin dari sebelumnya.

Jika tahun lalu rata-rata satu tenda hanya terpasang 4 AC, tahun ini akan ditambah menjadi 6 AC dengan suplay listrik dari dari PLN Saudi.Selain karpet, jamaah juga akan dimanjakan dengan adanya kasur dan bantal di dalam tenda. Dengan kasur, jemaah diharapkan bisa beristirahat dengan lelap sehingga bisa mengembalikan energi fisik untuk tahapan ibadah selanjutnya.

Selain itu, satu maktab atau pemondokan yang biasanya berisi 2.900-3.000 jamaah, hanya akan diisi 2.100 jamaah pada tahun ini sehingga lebih longgar.

“Untuk tahun ini kapasitas per jemaah di dalam tenda, 1.6 meter persegi untuk Arafah dan jemaah di Mina 0.9 meter persegi,” ujarnya.

Begitu juga toilet jemaah. Jika tahun sebelumnya jumlah toilet per maktab hanya 21, sekarang diperbanyak menjadi 38. Juga ada tambahan toilet portabel sehingga mampu mengurangi antrean toilet, khususnya di toilet perempuan.

Untuk katering, Kementerian Agama juga mendatangkan personel dari Ikatan Chef Indonesia serta mahasiswa ahli resep dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung.

“PPIH Arab sudah melakukan skenario pelatihan juru masak dan mendatangkan teman-teman dari NHI Bandung dan Ikatan Chef Indonesia. Harapannya makanan yang diberikan memiliki selera Indonesia dan tentunya lezat,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement