IHRAM.CO.ID, MANCHESTER -- Calon jamaah haji asal Inggris telah menghabiskan ribuan poundterling untuk memesan kuota haji mereka melalui portal baru yang didukung Saudi. Namun, mereka malah terdampar dan ditinggal oleh maskapai penerbangan di Bandara Manchester.
Jamaah yang lain berbagi pengalaman saat sudah berada di bandara, tetapi tidak mendapat e-tiket apa pun yang sebelumnya dikatakan akan mereka terima. Di tempat lain, peziarah wanita yang khawatir akhirnya mengunggah cerita tentang kamar yang dialokasikan dengan seorang pria acak.
Dilansir di Telegraph and Argus, Senin (27/6/2022), para peziarah telah memesan penerbangan mereka dengan membayar lebih dari 9.000 poundsterling (Rp 163.537.349) per-orang untuk pergi haji, melalui situs web Motawif yang baru diluncurkan awal bulan ini.
Sekitar 12.000 orang mendapatkan kesempatan untuk melakukan ziarah tahunan yang terbuka bagi warga negara Inggris, pertama kalinya sejak 2019. Masih belum pasti berapa banyak yang telah melakukan perjalanan minggu ini.
Kebanyakan dari mereka adalah calon jamaah haji yang telah memesan untuk melakukan perjalanan suci ke Makkah di Arab Saudi pada 2020 sebelum pandemi Covid. Mereka terpaksa menunda ziarah hingga 2022, dengan pemesanan perjalanan sebelumnya dilakukan dengan operator tur berlisensi.
Kemudian pada awal Juni 2022, sebuah situs baru Saudi bernama Motawif diluncurkan. Kerajaan Saudi lantas meminta umat Muslim yang hendak berangkat haji untuk melakukan pendaftaran melalui situs tersebut.
Akhir pekan lalu, para pemohon harus menunggu keputusan siapa yang akan berangkat melalui apa yang disebut dengan 'undian haji'. Peziarah yang sukses dan terpilih diminta untuk 'meninggalkan segalanya' dan berangkat ke Tanah Suci, dengan haji dijadwalkan berlangsung pada awal Juli.
Seorang wanita dari daerah Yorkshire mengatakan dirinya dan enam orang lainnya harus kembali ke rumah setelah tidak dapat naik pesawat di Manchester. Dia telah mentransfer total 66.500 poundsterling atau senilai Rp 1,2 miliar beberapa hari yang lalu, untuk berangkat dari Bandara Manchester.
“Jadi saya menunggu kabar dari mereka di pagi hari dan selama perjalanan ke bandara. Saya ditahan sekitar 1 jam 30 menit pagi ini (Sabtu 25 Juni). Mereka mengangkat panggilan saya ketika sedang dalam perjalanan ke bandara, dan memberi tahu informasi yang salah bahwa pesawat mengalami kesalahan teknis. Saya diminta untuk kembali dan pulang, karena tidak ada yang akan bepergian dengan penerbangan itu ke Jeddah," ujar dia.
Begitu ia dan rombongan tiba di bandara, mereka harus kembali menunggu sebelum diberi informasi bahwa penerbangan yang dimaksudkan sudah penuh. Rombongan yang frustrasi itu lantas pulang ke rumah dengan perasaan sedih, setelah sebelumnya mereka telah membuat rencana untuk berangkat haji demi menjalankan kewajiban agama.
Dia menambahkan rombongannya telah menghabiskan waktu sekitar 5 jam di bandara, mengingat mereka memutuskan untuk tiba lebih awal dari jadwal. Mereka membutuhkan waktu antara 60-90 menit untuk bepergian pergi dan pulang.
Tak hanya itu, ia juga mengeluhkan perihal tes usap PCR yang menjadi salah satu syarat haji dan menghabiskan biaya lainnya. Hasil tes mereka juga menjadi tidak valid jika baru mendapatkan pemesanan keberangkatan saat ini.
Penumpang lain, Hassnain, mengunggah sebuah gambar akan kondisi terbarunya. Ia mengatakan rombongannya sedang dalam perjalanan pulang karena tidak dapat naik pesawat.
Di tempat lain, penumpang yang putus asa juga menggunakan media sosial untuk menanyakan kepada Motawif di mana e-tiket mereka dan bagaimana mereka bisa naik pesawat tanpa tiket tersebut. Bahkan, mereka yang telah tiba di Arab Saudi mengangkat suara dan berbicara tentang kondisinya yang ditempatkan di kamar dengan 'orang asing acak' dan menyebut situasinya 'mengerikan'.
"Tiba dalam kondisi chaos yang berlanjut. Tiba di Pullman Zamzam Madinah. Jamaah pria diberi kamar triple dengan dua wanita acak. Mengandalkan peziarah untuk memanggil nama, daripada menempatkan kartu A-Z di atas meja untuk memudahkan pemilihan tempat," ujar Sugra dari Yorkshire dalam unggahannya di media sosial.
Ia juga menceritakan harus berbagi kamar dengan seorang perempuan bernama Mohammed yang bukan pasangannya. Setelah lebih dari 24 jam perjalanan, ia dan jamaah lainnya tidak menerima sarapan.
“Ini konyol. Saya memutuskan pergi ke kamar dan mengunci pintu. Perlu mengambil beberapa obat-obatan tetapi khawatir orang acak yang masuk. Banyak contoh tentang (kekacauan) ini. @Motawif_SA rupanya baru saja mengirim daftar nama tanpa koneksi sehingga hotel harus membereskan kekacauan ini,” tulis dia di akun Twitter-nya.
Sementara itu, Kementerian Haji dan Umrah melalui akun Twitter resminya telah membagikan unggahan ucapan selamat kepada ‘gelombang pertama haji’ dari Eropa dan sekitarnya yang telah tiba di Kerajaan.
Sumber:
https://www.thetelegraphandargus.co.uk/news/20236959.hajj-pilgrims-paid-65-000-abandoned-manchester-airport-flight-takes-off/