IHRAM.CO.ID, ILIGAN -- Ribuan peziarah Muslim yang berencana melakukan ibadah haji tahunan terdampar di Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA) sejak 19 Juni. Hal ini terjadi akibat penundaan pelepasan paspor atau visa mereka, yang diharapkan terjadi pada hari keberangkatan mereka.
Tidak jelas berapa banyak yang benar-benar terkena dampak. Namun, Wali KotaMarawi Majul Gandamra mengatakan, informasi dari Komisi Nasional Muslim Filipina (NCMF) setidaknya ada 3.500 peziarah yang terdampar dari Lanao del Sur, dengan sekitar 2.200 sudah berangkat ke Arab Saudi.
Juru bicara dan Komisaris NCMF Yusoph Mando mengatakan, Sekretaris Guiling Mamondiong telah terlibat dalam pembicaraan dengan maskapai penerbangan dan Kedutaan Besar Arab Saudi, untuk membantu para peziarah yang terdampar.
Dilansir di Inquirer, Kamis (30/6/2022), Mamondiong juga berusaha meminta pemerintah Arab Saudi menyediakan penerbangan tambahan untuk mengakomodasi para peziarah yang terlantar. Tetapi, masalah itu harus diputuskan oleh Raja Salman al Saud sendiri.
“Komisi ingin meminta maaf sekali lagi kepada ‘hujjaj’ (peziarah) yang terdampar, setelah diturunkan dari penerbangan mereka ke Arab Saudi,” kata Mando.
Di sisi lain, maskapai Saudia Airlines memberi tahu Biro Ziarah dan Wakaf NCMF bahwa hanya 471 jamaah yang diturunkan dari penerbangan mereka. Sebanyak 398 jamaah telah dipesan ulang untuk penerbangan pada 1 Juli.
Dengan demikian, hanya 73 orang yang masih terdampar. Ada 212 jamaah lain yang dijadwalkan naik Qatar Airways yang juga diturunkan.
Seorang warga Marawi, Maulana Mamutuk, mengatakan banyak jamaah haji yang terdampar di bandara sejak 19 Juni. Namun beberapa dari mereka memutuskan untuk pulang karena sudah kehabisan dana.
Dalam sebuah pernyataan, perwakilan Lanao del Sur Zia Adiong dan Yasser Balindong mengatakan mereka akan menyelidiki akar penyebab kekacauan setelah Kongres ke-19 dibuka.
Kedua anggota kongres itu mengatakan para peziarah masuk ke situasi itu karena penundaan pelepasan paspor mereka. Kendala ini terjadi meskipun pendaftaran haji elektronik (e-Hajj) yang dilaksanakan oleh NCMF terjadi dari 25 Januari hingga 24 Februari 2022, untuk membantu warga Filipina pergi haji.
Departemen Luar Negeri juga membuka semua kantor konsulernya secara nasional pada 21 Mei untuk menampung jamaah haji dan memproses paspor mereka.
"Menyusul pembatasan yang diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir, banyak Muslim Filipina telah menantikan untuk akhirnya berpartisipasi dalam haji tahun ini,” bunyi pernyataan kedua anggota parlemen tersebut.