IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Lebih dari 2.500 calon haji dari Indonesia berencana melaksanakan sunah tarwiyahpada 8 Dzulhijjah, sebelum puncak pelaksanaan ibadah haji 1443 Hijriah.
"Saat ini baru terdaftar 2.536 jamaah yang akan ikut tarwiyah," kata Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Daerah Kerja Makkah Ansor di Makkah, Arab Saudi, Sabtu.
Dia mengatakan bahwa pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2019, saat Indonesia mendapat kuota haji penuh untuk sekitar 218 ribu orang, hingga menjelang Hari Tarwiyah(8 Dzulhijjah) ada 6.000 anggota jamaah yang terdata hendak melaksanakan sunah tarwiyah.
"Karena (kuota haji tahun ini)persentasenya hanya 46 persen, ini sudah mendekati puncak, kita pikir mungkin di bawah 4.000 (yang tahun ini melaksanakan ibadah sunah tarwiyah)," kata Ansor.
Pada masa Rasulullah SAW, jamaah haji mengisi perbekalan air di Minapada Hari Tarwiyah, tanggal 8 Dzulhijjah, untuk melakukan perjalanan menuju ke tempat wukuf di Arafahpada 9 Dzulhijjah. Pada masa ini, sebagian jamaah haji mengikuti sunah tersebut dengan berangkat dari penginapan menuju ke Minapada 7 Dzulhijjah kemudian berdiam di Minapada8 Dzulhijjah dan melanjutkan perjalanan menuju ke Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Namun, sunah tarwiyahtidak tidak termasuk rukun dan wajibhaji.Ansor mengatakan bahwa pemerintah tidak melarang jamaah haji melaksanakan sunahtarwiyah, tapi juga tidak memberikan fasilitasi.
Anggota jamaah Indonesiayang hendak melaksanakan sunah tarwiyahdiwajibkan membuat pernyataan berkenaan dengan penanggungjawab keselamatan mereka."Mereka diminta membuat pernyataan, surat pernyataan tarwiyah. Untuk memudahkan mereka dapat mengisi google form, ditandatangani yang bersangkutan, ada juga surat dalam bentuk fisik bermaterai," kata Ansor.
Meski tidak memfasilitasi jamaah melaksanakan sunah tarwiyah, pemerintah akan menempatkan beberapa petugas untuk memantaukondisi jamaah yang melaksanakan amalan tersebut.