Selasa 05 Jul 2022 09:44 WIB

Keramahtamahan Menyambut Jamaah Haji dari Zaman ke Zaman

Semangat melayani jamaah haji adalah untuk menyenangkan Allah.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi. Beberapa hari menjelang puncak haji suasana sholat berjamaah di Masjidil Haram di malam hari dipadati ratusan ribu jamaah. Keramahtamahan Menyambut Jamaah Haji dari Zaman ke Zaman
Foto:

Perluasan Masjidil Haram selama berabad-abad

Proyek paling awal untuk merenovasi dan memperluas Masjidil Haram untuk menampung lebih banyak peziarah dimulai pada masa Umar ibn Al-Khattab. Renovasi dilakukan ketika Makkah dilanda banjir besar yang merusak Ka'bah dan Maqam Ibrahim.

Peristiwa ini mendorong Umar memperoleh tanah dan rumah-rumah yang bersebelahan dengan daerah itu untuk menampung peziarah, dan dia menambahkan pintu dan lampu ke bangunannya. Utsman bin 'Affaan radhiyallahu 'anhu memperluas area lebih lanjut dengan membeli beberapa rumah di sekitar masjid dan meratakannya untuk memperluas area Masjidil Haram. 

Dia membangun sebuah arcade di mana jamaah bisa dinaungi. Ini adalah arcade pertama yang ditambahkan ke Masjidil Ḥaram.

'Abdullaah ibn Az-Zubair radhiyallahu 'anhu membangun kembali Ka'bah sesuai dengan ukuran aslinya setelah terbakar terkena ketapel. Dia meningkatkan ketinggian Ka'bah 10 hasta dan membuat pintu masuk dan keluar di lantai, yang sesuai dengan deskripsi yang diberikan oleh Nabi SAW.

Para penguasa Muslim selama bertahun-tahun merawat Ka'bah dan para peziarahnya. Selama Kekhalifahan 'Abd Al-Malik ibn Marwaan dan khalifah Umayyah, pekerja ditunjuk untuk merawat masjid dan melayani peziarah. Khalifah Abbasiyah Abu Ja'far Al-Mansoor memperluas masjid, melapisi lantainya dengan marmer, membangun dinding di sekitar sumur Zamzam untuk melindungi orang agar tidak jatuh di dalamnya, dan menambahkan arcade lain ke masjid.

Pada periode Al-Mahdi, rumah-rumah di antara Ka'bah dan Mas'a (daerah di mana peziarah melakukan Sa'y) dihancurkan untuk menghubungkan Ka'bah dan Mas'a, memperluas area masjid. Penggantinya Al-Waathiq menambahkan tiang lentera tembaga untuk memudahkan melakukan tawaf di malam hari.

photo
Masjidil Haram tempo dulu. - (Gahetna.nl)
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement