IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Ketika jamaah haji kembali setelah dua tahun gangguan karena pandemi, jalan-jalan Makkah yang penuh sesak membawa kenyamanan yang sangat dibutuhkan bagi Dhikra Faqihi. Pedagang Arab Saudi ini melayani banyak jamaah yang membeli tasbih dan sajadahnya.
Uang tunai ditukar tangan di bawah lampu LED tokonya di Jalan Ibrahim al-Khaleel yang ramai di mana ribuan peziarah dari seluruh dunia menikmati berjalan-jalan di cuaca malam yang lebih dingin. “Yang paling manis adalah hidup kembali seperti semula. Kami mendapatkan kembali pasar populer kami dan segalanya jauh lebih baik dari sebelumnya, setelah sebelumnya kami berada dalam krisis,” ucap Faqihi, Selasa (5/7/2022).
Arab Saudi, rumah bagi situs-situs paling suci Islam di Makkah dan Madinah, telah mengizinkan hingga satu juta jamaah asing tahun ini untuk melakukan haji, setelah dua tahun membatasi ziarah ke penduduk Saudi karena wabah virus corona menghentikan perjalanan global.
Haji, kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap Muslim berbadan sehat yang mampu, adalah pertemuan keagamaan terbesar di dunia dan sumber pendapatan utama bagi pemerintah Saudi dari penginapan, transportasi, biaya dan hadiah jamaah.
Sebelum pandemi memberlakukan jarak sosial secara global, data resmi menunjukkan Kerajaan memperoleh sekitar 12 miliar dolar AS (Rp 179 triliun) per tahun dari 2,6 juta peziarah yang biasa mengunjungi Makkah dan Madinah untuk haji selama seminggu dan sekitar 19 juta jamaah umroh.
Heba Basher, seorang peziarah dari Mesir mengatakan pound Mesir sangat lemah terhadap riyal Saudi yang dipatok dalam dolar. “Dibandingkan dengan Yordania, harga di sini lebih mahal. Kami melihat perbedaan harga yang besar, tetapi masalahnya ada di mana-mana dan tidak hanya di Arab Saudi,” ucap Adnan Hassan, seorang peziarah Suriah yang tinggal di Amman.
"Tapi, syukurlah, kami telah diselamatkan dari pandemi global dan karantina. Seseorang hanya senang haji kembali normal tanpa pembatasan atau masker wajah," tambahnya.