Jumat 08 Jul 2022 17:50 WIB

Khutbah Wukuf Haji Indonesia 2022: Risalah Moderasi Beragama dari Padang Arafah

Wukuf di Arafah merupakan rukun dan inti ibadah haji

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Infografis Wukuf Puncak Haji, Apa yang Dilakukan Jamaah Selama di Arafah? Wukuf di Arafah merupakan rukun dan inti ibadah haji
Foto:

Haji akbar memang spesial dan memiliki kelebihan serta keistimewaan dibanding dengan musim-musim haji lainnya. Disebutkan dalam Kitab Mughni al-Muhtaj Jilid I halaman 497 beberapa keistimewaan haji akbar menurut ulama.

Ulama kalangan Syafiiyyah mengatakan, bahwa dikatakan jika hari Arafah jatuh pada Jumat, maka seluruh yang berkumpul di Padang Arafah akan langsung mendapat ampunan dari Allah SWT tanpa perantara.

Dan bila (wukuf) di selain hari Jumat, maka ampunannya melalui perantara. Artinya, Allah SWT memberikan ampunan orang yang berdosa (yang wukuf) karena adanya orang baik (yang wukuf).

Hadirin dhuyufurrahman yang dimuliakan Allah.. 

Pada momentum haji akbar ini, mari kita merenungkan perjalanan kehidupan kita sekaligus mengambil ibrah sebagai modal menghadapi masa depan. Mari kita bermuhasabah bahwa kehadiran kita ke Tanah Suci ini berasal dari arah yang berbeda-beda. Kita disatukan oleh Allah dalam keragaman bangsa, suku, budaya, bahasa, dan banyak perbedaan lainnya yang merupakan sunnatullah.

Kita disatukan dalam Islam rahmatan lil alamin melalui tuntunan syariat menjalankan kewajiban haji di Tanah Suci. Dengan hal ini kita diingatkan betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah basyariyah, dan ukhuwah wathaniyah Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 103: 

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

"Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (QS Ali Imran ayat 103).  

Ahli tafsir menjelaskan bahwa ayat ini turun untuk mengingatkan umat Nabi Muhammad bahwa dahulu pada masa jahiliyah, masyarakat saling bermusuhan sehingga timbul lah perang saudara beratus-ratus tahun lamanya, seperti perang antara kaum Aus dan Khazraj. Allah SWT kemudian mempersatukan hati mereka dengan datangnya Nabi Muhammad SAW dan mereka masuk ke dalam agama Islam dengan berbondong-bondong.

Allah  SWT telah mencabut dari hati mereka sifat dengki dan memadamkan dari mereka api permusuhan sehingga jadilah mereka orang-orang yang bersaudara dan saling mencintai menuju kebahagiaan bersama.

Suasana hati yang lembut dan saling mengedepankan persatuan serta persaudaran menjadi sebuah kenikmatan yang harus dipertahankan dan disyukuri.

Dalam Surat Ali Imran ayat 103 ini juga menjadi pengingat akan pentingnya berlaku lemah lembut kepada sesama serta membuang jauh perilaku-perilaku yang tidak mengedepankan tata krama, termasuk juga hati yang keras dalam mengajak kepada kebaikan. Alih-alih akan mendatangkan sesuatu yang diharapkan, sikap negatif ini justru akan semakin menjauhkan orang-orang baik di sekitar kita.

Mari tebarkan aura menyejukkan dan kedepankan diskusi dengan kepala dingin untuk menyelesaikan berbagai hal dalam mewujudkan kemaslahatan bersama. Bersikap baik dan berperilaku positif sudah menjadi setengah dari kesuksesan kita meraih sesuatu.

Hadirin dhuyufurrahman yang dimuliakan Allah…

Dalam momentum haji ini, kita juga diingatkan untuk menanggalkan ke-aku-an kita dengan mengagungkan Allah SWT yang merupakan Dzat paling berhak dalam kehidupan. Kita hadir hanya dengan memakai dua helai kain putih yang menjadi simbol ketidakmampuan dan kepasrahan kepada Allah SWT. Pakaian ihram yang kita pakai ini menunjukkan bahwa kita semua sama di hadapan Allah SWT.

Baca juga: Bukti-Bukti Meyakinkan Mualaf Gladys Islam adalah Agama yang Paling Benar

Bukan jabatan, bukan harta, dan bukan kelebihan fisik yang pantas untuk dibanggakan di hadapan Allah SWT karena yang menjadi barometer kemuliaan di hadapan-Nya hanyalah ketakwaan. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al Hujurat ayat 13: 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahateliti." 

Dalam ayat ini pula kita diingatkan Allah SWT untuk senantiasa menyadari adanya perbedaan penciptaan manusia. Ada pria ada wanita dengan berbagai suku bangsa ini bukan untuk dipertentangkan dan saling bercerai-berai.

Semua itu adalah untuk saling mengenal, menjalin komunikasi, sehingga terbangun harmoni di tengah kehidupan. Terlebih di negara kita Indonesia yang sangat bhineka dalam kebudayaan dan agama, perlu untuk dirawat sehingga senantiasa damai dan fukun dalam kehidupan beragama, berbangsa, serta bernegara.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement