Selasa 12 Jul 2022 21:30 WIB

KH Ibrohim Pendidik dari Kota Wali (II)

Kiai Ibrohim menetap di Demak pada akhir 1870 M.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
ILUSTRASI SUNSET, MENARA MASJID, ILALANG, SILUET
Foto: Republika/Yogi Ardhi
ILUSTRASI SUNSET, MENARA MASJID, ILALANG, SILUET

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa dewasanya, KH Ibrohim mulai berdakwah di Demak. Di sana pula, dirinya bertemu dengan wanita yang kemudian dinikahinya, yakni Nyai Hajjah Jannah. Pasangan suami-istri itu kemudian mendirikan rumah di Desa Brumbung, Mranggen. Mereka diterima dengan amat baik oleh masyarakat setempat.

Di tengah kaum Muslimin Demak, Kiai Ibrohim tidak hanya mengajar, tetapi juga menyebarkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Bahkan, ia disebut-sebut sebagai salah satu mursyid pertama yang menyebarkan aliran tasawuf itu di Jawa Tengah.

Baca Juga

Sayangnya, Hajjah Jannah tidak bisa menemani perjuangan suaminya hingga akhir hayat. Istri Kiai Ibrohim itu wafat terlebih dahulu akibat sakit. Sebelum berpulang ke rahmatullah, perempuan salehah itu telah melahirkan seorang putra yang bernama Thoyib. Kelak, anak lelaki ini menurunkan seorang bernama Wahab Mahfudzi yang di kemudian hari mendirikan Ponpes Assyarifah.

Sepeninggalan Hajjah Jannah, Kiai Ibrohim menikah dengan seorang wanita asal Semarang, Nyai Hajjah Halimah. Dari pernikahannya yang kedua ini, ia dikaruniai enam orang anak. Keenamnya adalah Nur Kembangarum, Nafi'ah, Ichsan, Chamim, Aminah, dan Ridwan. Beberapa dari mereka turut mengembang kan pendidikan Islam. Ada pula yang aktif dalam organisasi tarekat Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdliyyah (Jatman).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement