Ahad 17 Jul 2022 04:05 WIB

Menag Minta Jamaah Haji Jaga Kesehatan dan tidak Memforsir Diri

Setelah menjalani ibadah haji, jamaah haji cenderung mengalami kelelahan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Menag Minta Jamaah Haji Jaga Kesehatan dan tidak Memforsir Diri
Foto: Republika/Ali Yusuf
Menag Minta Jamaah Haji Jaga Kesehatan dan tidak Memforsir Diri

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau jamaah haji tetap menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri. Setelah menjalani prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jamaah haji cenderung mengalami kelelahan. 

“Kita semua lelah setelah menjalani puncak ibadah haji. Sebab, haji memang ibadah fisik. Untuk itu, pasca-Armuzna, saya harap jamaah fokus menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri,” kata dia dalam keterangan yang didapat Republika, Sabtu (16/7/2022).

Baca Juga

Menurutnya, sebagian jamaah ada yang baru akan melaksanakan Thawaf Ifadlah setelah mabit di Mina. Ia pun mengingatkan waktu pelaksanaan Thawaf Ifadlah cukup panjang, kecuali bagi jamaah gelombang awal yang akan segera kembali ke Tanah Air.

Bagi mereka yang masih lama tinggal di Makkah, diimbau memulihkan kesehatan dan kondisi fisiknya terlebih dahulu. Ia pun menegaskan jamaah tidak memaksakan untuk bergegas melakukan Thawaf Ifadlah.

Selanjutnya, Yaqut berharap jamaah haji yang berangkat pada gelombang pertama dapat mengatur aktivitasnya selama menunggu jadwal kepulangan, baik kegiatan yang sifatnya ibadah, belanja oleh-oleh, atau lainnya.

Hal ini juga berlaku bagi jamaah gelombang kedua, yang masih harus menuju Madinah untuk menjalani Arbain atau sholat wajib empat puluh waktu di Masjid Nabawi. Perjalanan disebut masih cukup panjang dan membutuhkan kondisi fisik yang prima.

“Cuaca di Arab Saudi juga sangat panas. Jangan tunggu haus untuk minum,” lanjut dia.

Yaqut pun menyebut angka kematian dalam satu pekan terakhir cukup meningkat. Dalam tiga hari terakhir jumlah jamaah wafat mencapai sembilan orang. Jika dihitung sejak awal kedatangan hingga berita ini dibuat, total ada 54 jamaah yang wafat.

Menurutnya, angka kematian tahun ini jauh lebih kecil dibanding lima tahun penyelenggaraan haji sebelumnya. Dengan total jamaah haji 100.051 orang, sampai dengan hari ke-43 operasional haji tercatat ada 54 jamaah yang wafat.

Sementara, hingga hari operasional yang sama pada 2015 misalnya, dilaporkan ada 463 jamaah wafat. Di tahun berikutnya, tercatat 224 jamaah meninggal dunia. Tiga tahun berikutnya, angka kematian hingga hari ke-43 pada angka 390 (2017), 206 (2018) dan 241 (2019).

Meski angka kematian menurun signifikan, Yaqut meminta jamaah terus memperhatikan kondisi kesehatannya. Faktor kelelahan ditengarai dapat memicu jemaah jatuh sakit, sehingga perlu upaya dari jamaah untuk menyesuaikan aktivitas sesuai kondisi fisiknya masing-masing.

“Mari bersama menjaga fisik kita agar tidak terlalu kelelahan. Sesuaikan aktivitas dengan kemampuan fisik jamaah masing-masing,” ucap dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement