IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Tercatat sebanyak 58 jemaah haji Indonesia meninggal dunia dengan penyebab kematian terbanyak adalah penyakit jantung. Jemaah haji wafat didominasi jenis kelamin laki laki dan dari kelompok umur lebih banyak usia di bawah 60 tahun.
“Jemaah yang meninggal lebih banyak pria walau jemaah lebih banyak wanita,\" kata Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS dalam keterangan tertulis, Senin (18/7/2022).
Budi mengungkapkan terdapat tiga faktor yang memengaruhi kondisi kesehatan jemaah haji. Faktor pertama adalah adanya ancaman suhu dan kelembaban di Arab Saudi, sementara aktivitas terus dilakukan selama beribadah.
Faktor kedua adalah adanya kerentanan kesehatan jemaah haji, terlebih banyak jemaah haji Indonesia didominasi oleh jemaah haji risiko tinggi karena faktor usia dan penyakit. Selain itu juga adanya kekambuhan penyakit yang dipicu oleh kelelahan dan kondisi fisik yang menurun.
Faktor ketiga adalah kapasitas tenaga kesehatan, dimana antisipasi dan respon petugas kesehatan terhadap permasalahan kesehatan jemaah “Dengan berbagai cara, angka kematian bisa kita kendalikan, walaupun jemaah lansia, walaupun jemaah punya komorbid, tapi bisa kita kendalikan.” ujarnya.
Menurut dr. Budi, kerentanan kesehatan jemaah dapat diantisipasi melalui penguatan promosi kesehatan. Berbagai upaya promosi kesehatan dilakukan tim, mulai dari kampanye #jangantungguhaus dari awal sebelum keberangkatan jemaah haji.
Selain itu juga seruan terhadap penggunaan alat pelindung diri terutama saat keluar pondokan dan beribadah. Tak hanya itu, kampanye untuk minum obat teratur bagi jemaah haji risti dan memiliki komorbid juga terus dilakukan. “Untuk menjaga jemaah tetap sehat dan mencegah atau memperburuk kekambuhan” ujarnya.
Pihaknya juga melakukan formasi 30 tenaga kesehatan, dimana setiap 30 jemaah paling risti di masing masing kloter harus selalu didampingi oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter. Selain itu juga adanya screening atau pemeriksaan ulang serta kontrol rutin bagi jemaah haji risti di tiap tiap kloter.“Jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, ini sesuai dengan yang kami prediksikan. Mudah mudahan dengan kerjasama berbagai pihak angka 1 per mil bisa kita jaga” kata dr. Budi
Ia juga mengusulkan agar kebijakan haji di tahun mendatang, perlunya rekomendasi dari Tenaga Kesehatan haji (TKH) Kloter bagi jemaah yang akan menjalankan ibadah sunnah. “Jika dimungkinkan ke depannya, untuk ritual ibadah sunnah, para KBIH membawa jemaah konsul duku ke dokter kloter untuk mendapatkan izin. Sehingga betul betul jemaah sehat yang bisa lakukan ibadah sunnah” ucap dr. Budi.