Selasa 19 Jul 2022 05:30 WIB

Salahuddin al-Ayubi, Panglima Sederhana yang Wafat tanpa Sisakan Harta

Salahuddin al-Ayubi lahir di Tikrit, Irak, dengan nama Abul Muzaffar Yousaf bin Ayub

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Salahuddin al-Ayubi atau Saladin (ilustrasi).
Foto: Wikipedia.org
Salahuddin al-Ayubi atau Saladin (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah Islam sarat dengan kisah para pemberani yang berjasa besar bagi kejayaan Islam. Salah satunya ialah Salahuddin al-Ayubi yang menjadi sumber inspirasi bagi pasukan militernya dengan keberanian yang tak terbayangkan. Dia dikenal sebagai 'Pembalasan dari Tuhan' dan musuh yang dihormati raja-raja Eropa.

Salahuddin al-Ayubi lahir di Tikrit, Irak, dengan nama Abul Muzaffar Yousaf bin Ayub, dan bermarga Salahuddin atau di dunia Barat disebut Saladin. Pada 1167, ia menemani pamannya Shirkuh dalam ekspedisi ke Mesir atas perintah penguasa Mosul dan Aleppo, Nur al-Din Zengi, untuk membantu penguasa Fatamid (Dinasti Fatimiyyah) melawan serangan Tentara Salib.

Baca Juga

Setelah pamannya wafat, Salahuddin menggantikannya sebagai wazir Mesir. Kemudian, ia menjadi Sultan Mesir dan Suriah, yang membentang dari pegunungan Kurdistan ke Libya. Pada 1071, Seljuk mengalahkan Kekaisaran Bizantium di Pertempuran Manzikert dan juga mengancam Konstantinopel.

Kekaisaran Bizantium Alexious meminta bantuan langsung kepada raja-raja Eropa untuk mencegah jatuhnya kekaisarannya. Pasukan dikumpulkan atas perintah Paus dan bukannya membantu kaisar Bizantium, pasukan berbaris untuk membebaskan Kota Suci Yerusalem dari umat Islam.

Perang Salib menandakan oposisi Barat terhadap superioritas umat Islam. Tujuannya adalah bahwa Tanah Suci harus dipulihkan, dan pesan ini disebarkan ke seluruh Eropa atas nama Paus. Pada 13 Juli 1099 setelah pengepungan selama sepekan di kota Suci, kota itu direbut oleh Tentara Salib.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement