IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) berharap melalui program Santripreneur, santri dapat menjadi muzaki dan menguasasi perekonomian dunia. Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI, Noor Achmad mengatakan, pesantren dapat dimanfaatkan menjadi jaringan yang lebih luas, terdapat 34 ribu pesantren yang ada di Indonesia, jumlah santrinya mencapai hampir lima juta.
Di samping itu, massa santri menurut dia sebenarnya masih lebih banyak lagi, ada lulusan santri, jamaah dari para kyai dan lainnya. Noor mengatakan, hal ini merupakan kekuatan yang perlu dikembangkan.
"Santri adalah orang yang mandiri, berani berusaha dari nol, sekaligus mendasarkan usaha dengan kejujuran dan ini kekuatan tidak dipunyai yang lain. Namun tujuan utamanya santri menjadi seorang yang baik, seorang kyai, seorang ahli Alquran, ahli hadits, tidak menjadi pengusaha murni. Jadilah pengusaha, sekaligus kiyai," ucap Noor.
Pimpinan Baznas RI bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan MA mengungkapkan, program Santripreneur merupakan bagian dari upaya Baznas untuk memberdayakan potensi dan social capital pesantren. Baznas fokus pada social capital karena berdasar pada 34.632 total jumlah pesantren, dan jumlah santrinya mencapai 4,7 juta.
"Bonus demografi pesantren menjadi social capital diberdayakan dan menjadi potensi umat islam di Indonesia, maka dari sebaran santri, ada lima provinsi yang menjadi basis sebaran pesantren, salah satunya ada di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan NTB," kata Saidah.