Kamis 21 Jul 2022 22:52 WIB

KKHI Makkah Prioritaskan Jamaah Haji Sakit untuk Ikuti Program Tanazul

Jamaah haji yang mengajukan tanazul akan diseleksi secara ketat

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi jamaah haji. Jamaah haji yang mengajukan tanazul akan diseleksi secara ketat
Foto: Republika/Achmad Syalaby Ichsan
Ilustrasi jamaah haji. Jamaah haji yang mengajukan tanazul akan diseleksi secara ketat

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Memulangkan jamaah haji sakit lebih awal (tanazul) menjadi prioritas utama Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan. 

Saat ini Tim Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah tengah mengumpulkan data jamaah haji sakit yang diprioritaskan untuk ditanazulkan. 

Baca Juga

“Pasca-Armuzna tanazul terhadap jamaah haji sakit menjadi prioritas kami di KKHI Makkah dan Madinah,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana, Kamis (21/7/2022). 

Sampai Rabu (20/7/2022) pukul 20.00 WAS sudah ada sepuluh jamaah haji sakit yang telah ditanazulkan dan 10 jamaah yang dievakuasi melalui bandara KIAA Jeddah. 

 

Program tanazul merupakan upaya tim kesehatan demi keselamatan jamaah haji Indonesia dari risiko tidak diinginkan. “Untuk itu Tanazul menjadi prioritas di kesehatan,” ujarnya. 

Budi mengatakan, tanazul perlu dilakukan agar jamaah mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan lebih baik di Tanah Air dan jamaah bisa segera berkumpul dengan keluarganya. 

Budi berharap, seat kosong di pesawat dapat dimaksimalkan atau digunakan semuanya untuk kepulangan jamaah haji tanazul. Sampai saat ini sudah ada 31 penerbang jamaah haji ke Tanah Air. 

“Harapannya semua seat kosong dapat digunakan jamaah haji tanazul,” katanya. 

Budi menyampaikan, kondisi jamaah tidak bisa diprediksi karena dinamis. Untuk itu tim kesehatan selalu melakukan observasi kepada jamaah sampai satu jam sebelum keberangkatan tanazul. 

“Tanazul perlu dipercepat agar jamaah secepatnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik di tanah air,” katanya. 

Budi menuturkan, tanazul jamaah haji sakit adalah pemulangan jamaah haji melalui kloter yang berbeda dengan kloter keberangkatan karena alasan sakit dan memenuhi kriteria laik terbang. Jadwal kepulangan jamaah tanazul akan mengikuti penerbangan kloter jamaah haji gelombang satu. 

Proses terus berlanjut hingga semua jamaah laik tanazul dipulangkan ke Tanah Air. Tidak menutup kemungkinan jamaah dipulangkan terlebih dahulu dari kloternya, atau bahkan dipulangkan lebih lambat dari kloternya. 

Jamaah yang direncanakan mengikuti Tanazul merupakan jamaah haji yang saat ini sedang mendapatkan perawatan di KKHI Makkah, Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), dan jamaah sakit yang berada di kloter. 

“Kondisi pasien akan terus dievaluasi dan dilihat perkembangannya, mana-mana yang nanti akan ditanazulkan,” katanya. 

Teknis penentuan Tanazul akan disampaikan kepada Ketua PPIH pusat di Kementerian Agama, untuk mendapatkan approval atau persetujuan. 

Tim kesehatan mengusulkan berdasarkan pertimbangan medis, namun sangat terkait dengan ketersediaan seat di pesawat, yang akan diatur Kementerian Agama. 

Tanazul diprioritaskan bagi jamaah haji yang transportable atau stabil, yaitu pada saat tanazul tidak memperberat kondisi fisik, tidak berpotensi menimbulkan kecacatan atau mengancam keselamatan jamaah haji. 

Selama perjalanan, jamaah akan disertai dengan obat-obatan dan peralatan kesehatan yang dibutuhkan seperti oksigen, strecher, dan sebagainya. Jamaah juga akan didampingi oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter. 

Sesampainya di Tanah Air, yang bersangkutan akan diperiksakan kesehatannya di fasilitas kesehatan sebelum dikembalikan ke daerah asalnya. Berharap semua proses kepulangan jamaah nanti berjalan lancar. “Sehingga jamaah haji sakit bisa segera melanjutkan pengobatannya di Indonesia,” katanya.

Sementara itu ditemui terpisah, dokter Andi Poernama Timoer, M H, penanggung jawab (PJ) evakuasi Tanazul KKHI Makkah mengatakan, bisa tidaknya jamaah haji mengikuti Tanazul berdasarkan rekomendasi dari dokter penanggung jawab pasien (DPJP) di KKHI Makkah. 

“Rekomendasi tersebut setelah DPJP melakukan penilaian terhadap penyakit yang sedang diderita jamaah haji yang sakit,” katanya. 

Andi menyampaikan, jika dari penilaian DPJP tersebut memenuhi syarat pelaksanaan tanazul evakuasi, maka jamaah akan ditanazulkan. Tanazul ini penting untuk mengurangi risiko perburukan kesehatan pada jamaah haji. 

Andi mengatakan, tren penilaian tanazul evakuasi cenderung mengalami peningkatan. Sebelumnya, pada awal pasca Armuzna, tanazul evakuasi belum begitu meningkat. 

“Namun setelah beberapa hari dilakukan cenderung ada peningkatan. Artinya jamaah haji akan banyak yang ditanazulkan dari KKHI Makkah,” katanya.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement