IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 125 kloter jamaah haji indonesia gelombang kedua akan mulai bergeser ke madinah pada Kamis (21/7) hari ini. Jamaah akan melaksanakan ibadah sunnah Arbain, yaitu sholat 40 waktu di Masjid Nabawi dan berziarah di Madinah.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Budi Sylvana, MARS mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan tetap mewaspadai faktor risiko pada jamaah haji, terlebih pada jamaah haji risti.
Untuk itu pihaknya menyiapkan berbagai upaya mitigasi untuk mengawal kondisi kesehatan jamaah haji gelombang kedua di Madinah. “Fokus kami tetap pada upaya mengawal jamaah haji risti, tidak boleh lengah meskipun puncak hajian sudah selesai,” ujar dr Budi, Kamis (21/7/2022).
Sebagaimana diketahui, hingga hari ke 47 operasional haji, sebanyak 64 jamaah meninggal dunia, didominasi sakit jantung. Sementara posisi penyakit rawat jalan terbanyak didominasi oleh batuk pilek, dan di posisi kedua ditempat hipertensi. “Upaya promosi kesehatan akan kami gencarkan, dengan pesan pesan spesifik sampai upaya deteksi dini,” ungkap dr Budi
Upaya pelayanan kesehatan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah juga akan diprioritaskan bagi jamaah haji risti dengan mendekatkan pelayanan ke sektor. Bertujuan memastikan jamaah haji risti tetap dalam keadaan terkontrol komorbidnya, melalui pemeriksaan rutin dengan dokter spesialis.
“Dokter spesialis di KKHI Madinah juga akan diturunkan ke sektor atau ke kloter untuk visitasi, agar jamaah haji risti dapat melakukan konsultasi” jelasnya
Sementara itu, Koordinator Promosi Kesehatan Arab Saudi, dr Edi Supriyatna, menyatakan bahwa upaya edukasi kesehatan akan kembali fokus pada mencegah kelelahan dengan upaya istirahat terutama bagi jamaah haji yang eisti, karena jamaah gelombang kedua sudah mulai mengalami kelelahan saat di Makkah pasca armuzna. Untuk itu jamaah haji tidak boleh memaksakan diri untuk melakukan aktivitas yang berlebihan tanpa melihat kondisi kesehatan nya.
"Gunakan juga alat pelindung diri terutama saat beraktivitas di luar hotel. Gunakan payung, pakai masker, dan bawa alat semprot. Mengingat suhu rata rata di Madinah lebih panas dibandingkan dengan suhu di Makkah," terangnya.
“Terutama, jangan sampai lupakan untuk menggunakan alas kaki saat keluar hotel Sehingga tidak terjadi kasus kaki melepuh,” sambung Edi.
Selain itu, tim promosi kesehatan juga akan berkolaborasi dengan Emergency Medical Team (EMT) untuk melakukan upaya deteksi dini terhadap faktor risiko jamaah haji mengingat perjalanan Makkah-Madinah yang membutuhkan waktu kurang lebih selama enam jam perjalanan.
Edi juga mengingatkan jamaah makan dan minum sebelum berangkat dan selama diperjalanan melakukan peregangan setiap dua jam sekali. Peregangan dilakukan dalam posisi duduk. “Agar tubuh tetap segar selama di perjalanan,” ujarnya.