Kamis 28 Jul 2022 15:10 WIB

Sebulan Penuh Puasa Sunnah di Bulan Muharram, Bolehkah?

Puasa sunnah Asyura ada di bulan Muharram.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Puasa sunnah Muharram
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Puasa sunnah Muharram

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Amal yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Muharam adalah dengan melakukan berpuasa sunnah. Khususnya puasa Tasu'a pada 9 Muharam, puasa Asyura pada 10 Muharam dan puasa 11 Muharam. Sebagaimana dalam sebuah riwayat disebutkan 

   عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)  

Baca Juga

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.(HR Ahmad).

Namun demikian bolehkah berpuasa sebulan penuh pada bulan Muharam? Pendakwah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Daarul 'Ilmi Semarang, Habib Muhammad bin Farid Al Muthohar mengatakan bulan Muharam adalah bulan yang sangat mulia.  Bulan Muharam termasuk Asyhurul Hurum atau bulan-bulan yang suci. Pada bulan Muharam umat Muslim diperintahkan nabi Muhammad SAW untuk memperbanyak puasa di dalamnya. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan  puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam. Lalu bolehkah puasa sebulan penuh dari awal sampai akhir Muharam? Habib Muhammad mengatakan hal tersebut diperbolehkan. Meski begitu, Habib Muhammad mengatakan Rasulullah SAW ketika sunah satu bulan penuh akan ada yang dikosongkan beberapa hari. 

"Boleh-boleh saja (puasa sebulan penuh di bulan Muharam) tidak ada masalah dan dibenarkan karena itu termasuk bulan Muharam. Akan tetapi nabi Muhammad SAW itu beliau kalau berpuasa (sunah) satu bulan itu biasanya ada yang kosong, ada yang dikosongkan, ada hari yang beliau tidak puasa," kata Habib Muhammad.

Sementara itu dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa di luar puasa Ramadhan, nabi Muhammad SAW berpuasa sunah hampir sebulan penuh itu pada bulan Syaban. Para ulama berbeda pendapat seperti disebutkan dalam Syarah Nawawi alal Muslim. 

Imam Nawawi menjelaskan bahwa mengapa nabi Muhammad pada bulan Syaban bukan bulan Muharam padahal nabi sendiri mejelaskan paling afdhal puasa setelah Ramadhan adalah puasa sunah di Muharam. Namun mengapa nabi justru lebih banyak bahkan hampir sebulan penuh berpuasa sunah itu dilakukan pada bulan Syaban? 

Pertama, karena kemuliaan Muharam datang atau diberitahukan  di akhir hayat nabi Muhammad SAW. Sementara nabi Muhammad telah banyak melakukan puasa sunah pada bulan Syaban.  Kedua, nabi Muhammad banyak berpuasa sunah pada Syaban karena pada bulan itu amal akan dilaporkan kepada Allah. 

Ketiga, nabi tidak puasa sebulan penuh baik pada Syaban dan Muharam agar umatnya tidak menganggap itu adalah wajib hukumnya berpuasa penuh. Keempat, di bulan Muharam nabi sering safar sehingga tidak sepenuh bulan Syaban. 

"Intinya adalah kita diperintahkan nabi Muhammad dari dua belas bulan ini jangan sampai ada bulan yang kosong dari berpuasa. Minimal ada sehari puasa (dalam sebulan), jangan di hari yang diharamkan seperti hari raya, tasyrik, itu dilarang. Selain itu, pokonya jangan sampai sebulan itu kosong dari berpuasa," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement