Selasa 02 Aug 2022 17:32 WIB

Jamaah Haji Terkapar Usai dari Gua Hira Diharap Jadi Pelajaran bagi KBIH

KBIH diharapkan tak memaksakan jamaah untuk melakukan ibadah selain rukun haji.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Jamaah Haji Terkapar Usai dari Gua Hira Diharap Jadi Pelajaran bagi KBIH. Foto:  Jamaah haji menuju Gua Hira
Foto: Republika/ Nashih Nashrullah
Jamaah Haji Terkapar Usai dari Gua Hira Diharap Jadi Pelajaran bagi KBIH. Foto: Jamaah haji menuju Gua Hira

IHRAM.CO.ID,MAKKAH--Hariyanto akhirnya harus dilarikan ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah setelah naik Gua Hira dalam kondisi badan tidak vit setelah menyelesaikan rangkaian ibadah haji. Kepada Republika Hariyanto bercerita bahwa dia, naik ke Gua Hira itu setelah melaksanakah tawaf ifadah, diajak salah satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) asal Jawa Timur.

"Diajak teman-teman karena memang ada programnya dari KBIH," kata Hariyanto yang siap dievakuasi ke KKHI Madinah, Selasa (2/8/2022) pagi.

Baca Juga

Hariyanto mengaku, lupa tanggal berapa dia naik Gua Hira itu. Tapi yang dia ingat tiga hari sebelum naik Gua Hira itu sudah diworo-woro akan ada program masuk Gua Hira, karena senang akan ada jalan-jalan, dia lupa minum obat untuk penyakit diabetes dan hipertensi. 

"Lupa dek tanggal berapa, tapi sebelum berangkat itu saya lupa minum obat," kata Hariyanto yang siap dievakuasi ke KKHI Madinah, Selasa (2/8/2022) pagi.

Hariyanto mengakui, saat naik Gua Hira itu tidak memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya. Karena dia memiliki penyakit diabetes dan darah tinggi yang harusnya tidak boleh melakukan aktivitas yang berlebihan.

"Waktu itu saya tidak menghiraukan (bawa obat-obatan). Saya hanya bawa obat pegal linu," katanya.

Hariyanto mengatakan, selain ingin menghilangkan pegal-pegal, mendatangi Gua Hira itu untuk mengenang perjalan Nabi Muhammad mendapat wahyu pertama di Gua Hira.

"Saya ingin merasakan bagaimana waktu Rasulullah itu ada di Gua mendapatkan wahyu pertama," katanya.

Jika melihat medannya Haryanto mengaku tidak akan bisa naik Gua Hira, berhubung sudah ada di lokasinya dan semua teman-temannya sesama jamaah begitu semangat, akhirnya dia memaksakan diri meskipun dengan cara merangkak.

"Saya paksa sampai engos-engosan berangkak menuju Gua Hira," katanya.

Melihat keadaan Hariyanto naik Gua Hira dengan cara merangkak, Tiyas Munarni menangis sesegukan, meminta agar Haryanto turun tidak melanjutkan naik ke Gua Hira apalagi dengan cara merangkak.

 "Saya menangis itu supaya dia turun, tapi malah naik aja," kata Tiyas yang berada di samping suaminya yang sedang berada di kursi roda.

Setelah sampai di atas akhirnya dia kecewa, di Gua Hira tidak bisa masuk karena di dalam penuh sesak oleh jamaah dari seluruh dunia yang sama-sama naik ingin masuk ke Gua Hira. Akhirnya dia shalat di luar Gua Hira. 

Hariyanto mengatakan dia sudah sampai sebelum subuh di Gua Hira dan baru bisa turun ke bawah sekitar setengah tujuh. Sama dengan naik, turunnya juga Hariyanto merangkak. 

Untuk memulihkan tenaganya istrinya Tiyas membuatkan mie dalam kemasan gelas di kaki gunung Gua Hira. Namun, sama sekali tidak dimakan karena merasakan lelah yang amat dahsyat.

Ketika itu, Hariyanto hanya minta segera pulang ke pemondokannya di sektor satu Hotel Arkan Bakkah daerah Mahbas Jin. Sesampainyadi hotel, kondisi Hariyanto semakin menurun sehingga harus segera ditangani secara intensif. 

Di saat tim dokter akan merujuk ke KKHI Makkah, Hariyanto tidak sadarkan diri saturasinya menurun drastis. Karena kondisi inilah Hariyanto harus dilakukan resusitasi jantung paru alias (RJP) di KKHI Makkah untuk mengembalikan fungsi jantungnya. 

Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT, dan kegigihan tim keshatan, akhirnya Haryanto yang tidak sadarkan diri kembali sadar. Untuk penanganan lebih lanjut akhirnya Hariyanto dibawa ke RSAS Al-Nur. 

Setelah kejadian itu Hariyanto di rawat di rumah sakit Al-Nur selama 3 hari dan di KKHI Makkah selama 6 hari. Atas kejadian ini Hariyanto mengaku kapok dan menyesal tidak ingin mengulangi lagi. 

Untuk itu dia menyarankan kepada jamaah lainnya agar tidak memaksakan diri ikut program KBIH. Jangan sampai kejadian yang menimpa dirinya hampir meninggal karena terulang kepada jamaah lain. 

"Saya sarankan jangan paksakan diri kalau fisiknya tidak kuat. Pengalaman saya mau lewat jangan terulang sama jamaah lain," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement