Selasa 13 Sep 2022 16:55 WIB

Kini Kasbah Jadi Rumah Penghuni Liar

Saat ini hanya 10 persen rumah di Kasbah yang ditempati oleh pemiliknya

Lanskap Kasbah Aljir, Aljazair
Foto:

Sementara, seorang ekonom yang berkantor pusat di Wina, Austria, Kader Benamara mengatakan, saat ini hanya 10 persen rumah di Kasbah yang ditempati oleh pemiliknya, sedangkan yang lainnya adalah penghuni liar dari pedesaan.

Menurut Benamara, penghuni liar tersebut juga harus dikenalkan dengan sejarah Kasbah. "Tugas kami adalah mengajari mereka beberapa sejarah, mengajarkan mereka bahwa Kasbah adalah tempat awal baru bangsa kita, kekayaan dan suatu kebanggaan," kata Be namara.

Benamara lahir di ruang bawah tanah selama masa pengeboman udara Jerman bersama pasukan Amerika-Inggris pada Desember 1942. Menurut dia, Kasbah merupakan tempat yang istimewa pada masa kecilnya.

Presiden Casbah Fondation, Belkacem Babaci, telah lama memberikan layanan sosial kepada penduduk Kasbah untuk memperbaiki bangunan rumah mereka. Kakeknya merupakan pejuang berpangkat kapten di masa kemerdekaan.

"Kakek saya adalah seorang kapten, yang memberi kami hak untuk tinggal di sana. Jadi, saya tahu betapa indahnya arsitektur Kasbah dulu," ujarnya.

Pada 1830, menurut dia, sebelum Prancis datang, Anda bisa mengatakan bahwa kota Aljir adalah Kasbah. Namun, sekarang Kasbah hanyalah bagian dari kota itu. "Apa yang du lunya benteng telah berkembang segalanya," ucap Babaci.

Penjajah Prancis telah merobohkan tembok kota dan gerbang Kasbah, dari Bab Azzoun ke timur ke Bab al-Oued ke barat, dan mengubah masjid menjadi gereja. Istana juga diruntuhkan untuk dijadikan pusat pertokoan atau diubah menjadi museum.

"Taman paling terkenal di Kasbah, Place des Martyrs, dinamai sesuai pahlawan perang kami, itu juga pernah menjadi istana terindah di seluruh Aljir," jelas Babaci.

Kenangan masa kecil Babaci tidak selalu indah. Dia pun teringat dengan tindakan dis kriminasi yang dilakukan orang Prancis, ter masuk saat belajar di sekolah. Menurut Babaci, guru Prancis tidak ingin melihat pribumi seperti dirinya lebih pintar berbahasa Prancis.

"Saya ingat diskriminasi buruk Prancis, terlepas dari nilai saya di kelas Bahasa Prancis yang selalu unggul," ucapnya.

Karena itu, menurut Babaci, penduduk Kas bah akan mengejek penjajah Prancis de ngan beberapa humor ringan. Pasca revolusi Aljazair, menurut Babaci, penjara untuk orang Eropa dan kamp konsentrasi yang dulu dijalankan oleh Prancis, kini telah menjadi tempat tinggal penghuni liar. Kendati demikian, ia percaya bahwa Kasbah masih memiliki masa depan.

 

 

"Memiliki masa depan karena memiliki masa lalu, dan kita harus berjuang untuk mem pertahankan masa lalu kita hanya untuk berge rak maju," kata Babaci

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement