IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Syariah Irfan Syauqi Beik menjelaskan, kolaborasi hari ini merupakan keniscayaan. Hal itu karena adanya kompleksitas persoalan yang terjadi yang menuntut adanya penguatan kerja sama.
"Kita kalau mau maju sudah tidak bisa bergerak sendiri-sendiri.Kuncinya adalah kebersamaan, menghimpun potensi yang ada dalam satu visi," kata Irfan saat dihubungi Republika, belum lama ini.
Kolaborasi termasuk dalam konteks optimalisasi potensi sumber daya ekonomi. Misalnya, dia mencontohkan, jika seseorang menginginkan meningkatkan produk ekspor hortikultura, tapi yang bersangkutan tidak memiliki lahan ataupun bahan dalam produk pertanian, kolaborasi dan kerja sama sangat dianjurkan baginya.
Pada masa sekarang, jika hendak melakukan ekspor produk hortikultura, kesediaan lahan dan bahan bukan menjadi hal satu-satunya yang utama. Dengan kolaborasi, kata dia, yang bersangkutan dapat mengonsolidasikan petani hortikultura dan membantu dari sisi marketing untuk menjualnya hingga dapat diekspor ke luar negeri.
"Nah, sekarang ini (dunia kerja)memang membutuhkan kolaborasi, contohnya ada platform, seperti Gojek dan Tokopedia. Tokopedia, misalnya, dia tak punya toko fisik kan, tapi bisa. Inilah yang disebut cooperative entrepreunernbahasa saya. Ini bisa menggerakkan ekonomi," ujarnya.
Irfan kemudian membandingkan perbedaan dunia kerja pada masa lalu dengan masa sekarang. Jika dulu dunia kerja cenderung konservatif, mulai dari terbatasnya medium yang mengharuskan mereka berdiskusi tatap muka, meeting sana-sini, dan minimnya informasi, saat ini kondisinya berbeda.
Menurut dia, saat ini dunia kerja polanya telah berubah. Sebab, pola kolaborasi saat ini dinilai lebih ekspansif, terakses dengan mudah, dan sinergisitas yang lebih cepat."Sekarang ini kecenderungannya semakin kuat. Kalau mau maju, ya harus kolaborasi, sinergi, sama- sama," kata dia.