Para pengunjuk rasa Muslim ini datang dari berbagai negara dan kelompok etnis, yang sebagian besar adalah generasi muda. Mereka berkumpul di luar Pusat Islam Inggris secara spontan.

Dalam aksinya, mereka membawa sejumlah plakat yang isinya mengutuk perusuh dan musuh revolusi. Tak hanya itu, mereka juga mengibarkan bendera bertuliskan nama Imam Hossein.

Dilansir di IRNA, Senin (3/10/2022), para pengunjuk rasa meneriakkan slogan "tidak untuk penghinaan” dan mengecam penodaan kesucian agama. Hal-hal ini disebut sebagai perilaku yang tidak dapat ditoleransi. Aksi itu didukung oleh banyak masjid, serta majelis dan pusat Islam.

Adapun protes ini terjadi seminggu setelah sekelompok orang yang menentang revolusi berkumpul di luar Kedutaan Besar Iran di London, menyerang pelayat Arbaeen dan melepas cadar wanita Muslim.

Kepala Komisi Islam Hak Asasi Manusia Massoud Shajareh mengatakan, provokasi oleh orang-orang ini adalah contoh dari Islamofobia. Tak hanya itu, para pelaku juga menghubungkan setiap orang Muslim dengan Iran.

Sementara itu, para pengunjuk rasa yang mengikuti demonstrasi di luar UK Islamic Center mengatakan para perusuh tidak berhak menunjukkan kekerasan dan tidak menghormati cita-cita agama, dengan dalih perkembangan terakhir di Iran.

Setelah kerusuhan minggu lalu di luar Kedutaan Besar Iran, Polisi London merilis gambar 13 orang yang terlibat dalam kerusuhan tersebut. Walikota London juga menyebut kerusuhan itu tidak dapat diterima.  

Sumber:

https://en.irna.ir/news/84901663/London-Muslims-slam-anti-revolution-moves-desecration-of-Islamic