IHRAM.CO.ID,ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengkritik usulan partai oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) terkait jilbab dengan mengingatkan sorotan masa lalu untuk mengubah Konstitusi guna menyelesaikan masalah sepenuhnya.
Menuduh pemimpin CHP, Kilicdaroglu, melakukan penyalahgunaan, Erdogan menyatakan bahwa jilbab tidak lagi menjadi masalah, dan tidak ada seorang pun yang bermasalah di tempat umum atau sekolah.
"Jika CHP tulus, mari kita amandemen Konstitusi untuk menyelesaikan masalah sepenuhnya," kata Erdogan dilansir dari laman Middle east Monitor pada Kamis (6/10/2022).
"Sejak CHP membawa proposal, mari kita tanggapi dengan proposal lebih lanjut. Jika Kilicdaroglu jujur dan tulus dalam menghapus masalah jilbab dari agenda, mari kita lakukan solusi di tingkat konstitusional, bukan hukum," ucapnya pada pertemuan kelompok parlemen dari partainya.
Semenjak 2013, wanita Turki yang ingin mengenakan jilbab di lingkungan pekerjaan pegawai negeri dan kantor pemerintah diperbolehkan untuk menggunakannya. Pemerintah Erdogan telah melonggarkan pembatasan selama puluhan tahun untuk mengenakan jilbab di lembaga-lembaga negara.
Larangan berjilbab di sektor publik berlangsung selama beberapa dekade. Ini bermula berdasarkan dekrit kabinet 1925. Kala itu, pemimpin Turki Kemal Ataturk melakukan reformasi berpakaian. Ia melarang pegawai negeri mengenakan pakaian terkait keyakinan agama.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com/20221005-erdogan-calls-for-hijab-rights-to-be-made-constitutional/