Senin 10 Oct 2022 19:00 WIB

Prinsip Kesederhanaan Imam Tabari

Prinsip kesederhanaanlah dijadikannya sebagai pedoman hidup di dunia.

Imam Tabari hidup begitu sederhana (ilustrasi)
Foto: MgIt03
Imam Tabari hidup begitu sederhana (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, Di masa Dinasti Abbasiyah, Kota Baghdad merupakan kota impian para penuntut ilmu untuk menimba pengetahuan.Di pinggiran kota metropolitan itu, hidup seorang pria tua berdarah Turki dengan janggut panjang dan berbadan tegap.

Bukan kemiskinan yang memaksa pria itu hidup ala kadarnya. Tetapi, prinsip kesederhanaanlah yang ia jadikan sebagai pedoman hidup di dunia. Dia adalah Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-Tabari (225-310 H/839-923 M), yang lebih dikenal dengan Imam Tabari.

Baca Juga

Pada suatu sore, gubuknya yang sederhana didatangi iring-iringan kenegaraan yang mengawal Wazir (menteri) Besar utusan Khalifah Abbasiyah. Sang menteri memohon izin masuk ke dalam gubuk itu dan mendapati Imam Tabari sedang sibuk belajar.

Wazir Besar menawarkan hadiah berupa rumah lengkap dengan berbagai fasilitasnya kepada Tabari, sebagai penghargaan negara atas kiprahnya memajukan ilmu pengetahuan Islam. Tetapi, Tabari menolak dengan alasan pengabdiannya pada ilmu tidak untuk mendapatkan harta.

Dalam kisah lain diriwayatkan, suatu ketika khalifah meminta Imam Tabari mengarang buku fikih. Kemudian, ia menulis kitab tentang fikih dan diberi judul Al-Khafif. Atas jasanya itu, sang khalifah memberinya hadiah uang sebesar 1.000 dinar. Akan tetapi, lagi-lagi, hadiah tersebut ditolak oleh Imam Tabari.

Penguasaan Imam Tabari di bidang fikih memang tidak diragukan, sampai-sampai ia mendirikan mazhab sendiri. Oleh para murid dan pengikutnya dinamakan Mazhab Jaririyah, merujuk pada namanya, Muhammad bin Jarir. Akan tetapi, mazhab ini secara teori dan praktik, banyak kemiripan dengan Mazhab Syafii (Muhammad bin Idris asy-Syafii), sehingga lambat laun Mazhab Jaririyah dilupakan orang seiring dengan menguatnya pengaruh Mazhab Syafii. Bahkan, pengikut Imam Tabari pun berpindah ke Mazhab Syafii.

Tak hanya dalam bidang fikih, Imam At-Tabari juga dikenal sebagai pakar dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan agama, seperti sejarah, tafsir, qiraat, dan bahasa. Mengenai kepakarannya, banyak imam lainnya yang memuji keluasan ilmu yang dimilikinya, di antaranya Imam Adz-Dzahabi.

''Imam Tabari adalah orang yang terpercaya, hafiz, jujur, imamnya para ahli tafsir, ahli fikih, pakar sejarah, dan menguasai ilmu qiraat dan bahasa,'' ujar Imam Adz-Dzahabi.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement