IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief mengungkap rencana seleksi petugas pembimbing ibadah haji 1444 H/2023 M dilakukan lebih awal. Tujuannya, agar mereka juga bisa ikut terlibat dalam proses bimbingan manasik haji jamaah.
"Peningkatan kualitas bimbingan manasik haji menjadi concern Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Menag bahkan minta agar rekrutmen pembimbing ibadah dilakukan lebih awal," kata Hilman dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (11/10).
Ia menyebut tujuan rekrutmen dilakukan lebih awal agar para petugas bisa terlibat dalam manasik, serta proses pemberian bimbingan jamaah haji lebih maksimal.
Hilman juga menegaskan, ke depan pihaknya akan menambah jumlah pembimbing ibadah haji perempuan. Mayoritas jamaah haji Indonesia dari tahun ke tahun adalah kaum hawa. Semestinya, mereka mendapat pembimbing ibadah dari kalangan perempuan agar lebih efektif.
Ia lantas meminta jajaran Ditjen PHU agar duduk bersama dengan Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) untuk menyelaraskan program bimbingan manasik haji.
"Transformasi digital dalam bimbingan manasik haji seyogyanya sudah mulai diterapkan. Kita perlu usahakan untuk memberikan bimbingan manasik yang menyenangkan, tidak membosankan," lanjutnya.
Kepada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang sudah menjalin sinergi dengan Kemenag, Hilman minta untuk kembali mengintensifkan sertifikasi pembimbing manasik haji.
Hilman mengatakan Sertifikasi pembimbing ibadah merupakan amanat undang-undang. Dia berkomitmen untuk menguatkan regulasi teknis terkait sertifikasi dari Keputusan Dirjen PHU menjadi Peraturan Menteri Agama (PMA).
Sebelumnya, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat menyoroti pentingnya pemerataan sebaran pembimbing ibadah haji yang bersertifikat. Saat ini, keberadaan pembimbing manasik haji bersertifikat belum merata.
"Ada daerah yang jumlahnya banyak, dan ada yang masih sangat sedikit. Bahkan, ada daerah yang belum memiliki pembimbing manasik haji bersertifikat," ucap dia.
Kemenag pun disebut mendorong agar sertifikasi pembimbing manasik haji bisa terselenggara secara masif di seluruh wilayah Tanah Air. Bagi siapapun yang ingin menjadi petugas haji, didorong untuk segera ikut sertifikasi.
Menurutnya, Ditjen PHU sudah menjalin kerja sama dengan 20 PTKIN penyelenggara sertifikasi. Ada 16 Universitas Islam Negeri (UIN) dan empat Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Rinciannya, UIN Bandung, UIN Semarang, UIN Surabaya, UIN Sumatera Utara, UIN Mataram, UIN Banten, UIN Jakarta, UIN Makassar, UIN Padang, UIN Yogyakarta, UIN Palembang, UIN Aceh, UIN Banjarmasin, UIN Tulungagung, UIN Jambi, UIN Riau, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, IAIN Purwokerto, IAIN Kudus, dan IAIN Surakarta.
Evaluasi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji mengangkat tema "Peningkatan Kualitas Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Bersertifikat". Hadir, para Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi PTKIN Penyelenggara Serifikat Pembimbing Manasik Haji, perwakilan dari BRIN, Dosen, dan Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).