Jumat 14 Oct 2022 07:22 WIB

Arab Saudi dan Perlawanan terhadap Stigma Pole Dance

Muncul reaksi keras saat ada pole dance di Arab Saudi.

Rep: umar mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Arab Saudi dan Perlawanan terhadap Stigma Buruk <em>Pole Dance</em>. Foto: Dansa (ilustrasi)
Foto: www.anneahira.com
Arab Saudi dan Perlawanan terhadap Stigma Buruk Pole Dance. Foto: Dansa (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Salah seorang instruktur yoga Arab Saudi, Nada, mengisahkan bagaimana dia berupaya melawan stigma buruk di negaranya tentang pole dance atau tarian tiang. Dia menyadari, ketika ia melakukan pole dance, muncul reaksi keras dan cepat di Arab Saudi yang sangat konservatif.

Keluarga dan teman-teman di Riyadh mengatakan kepadanya bahwa bentuk latihan menari yang melelahkan di tiang itu sangat salah. Tari tiang ini sendiri adalah bentuk latihan kekuatan dan koordinasi yang melibatkan gerakan akrobatik pada tiang vertikal.

Baca Juga

Tari tiang sebagai bentuk latihan telah dinodai oleh kesan yang dikaitkan dengan klub strip dan rumah bordil yang sering digambarkan di film-film hollywood. Namun Nada tidak terpengaruh, dan dia bertahan dengan kursus yang dia ikuti beberapa tahun lalu di gym lokal, sebagian untuk menghilangkan stigma itu.

Wanita berusia 28 tahun itu percaya bahwa dia telah membuat kemajuan, setidaknya dalam lingkaran pertemanannya sendiri. "Awalnya, mereka mengatakan ini tidak pantas dan sebuah kesalahan. Sekarang mereka mengatakan 'Kami ingin mencobanya'," katanya kepada AFP, dikutip dari Malay Mail, Kamis (13/10/2022).

Nada dan penari tiang Saudi lainnya masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus dilakukan. Selama bertahun-tahun, pembatasan yang terkenal tentang apa yang dapat dikenakan wanita Saudi dan di mana mereka dapat bekerja juga membatasi pilihan mereka untuk rekreasi fisik.

Namun, promosi olahraga wanita baru-baru ini ditampilkan sebagai bagian dari dorongan yang lebih luas untuk membuka masyarakat Saudi dan memproyeksikan citra yang lebih lembut ke dunia luar, meski sebetulnya ada penindasan terus-menerus terhadap aktivis dan pembangkang wanita.

Meski begitu, bulan lalu tim sepak bola nasional wanita Saudi bersaing dalam pertandingan pertama mereka di kandang melawan Bhutan, dan liga utama wanita sekarang sedang dikerjakan. Para pejabat juga bekerja untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam golf, olahraga tradisional yang didominasi laki-laki yang popularitasnya meningkat di dalam negeri.

Dalam konteks yang berubah ini, setidaknya tiga gym di Arab Saudi telah membuka dan mulai menawarkan kursus pole dancing. "Saya merasa bahwa pole dance telah mendapat perhatian lebih, karena itu sesuatu yang baru dan gadis-gadis suka mencobanya," kata May al-Youssef, yang memiliki salah satu gym semacam itu di Riyadh.

Seorang siswa pole dance di Riyadh, mengaku tidak malu sama sekali untuk mencobanya. "Itu kepribadian saya, saya akan mengatakannya. Saya tidak malu untuk merangkul sensualitas saya, feminitas saya. Saya tidak malu apa pun, selama saya tidak menyakiti orang lain," katanya.

Namun dia menyadari, tidak semua orang akan begitu nyaman dengan itu, sehingga dia mau diwawancarai seperti ini asalkan memakai anonim. Satu-satunya alasan dia berhenti, katanya, adalah karena pola dancing ternyata sangat menuntut fisik, jauh lebih sulit daripada yang terlihat di layar. "Dibutuhkan banyak otot, banyak kekuatan untuk bisa melakukannya," katanya.

Manajer gym Youssef meyakini, bukti kuat dari manfaat pole dance ini dapat ditemukan dalam transformasi kliennya. "Seiring waktu mereka tampaknya lebih menyukai tubuh mereka. Mereka berkata pada diri mereka sendiri, 'Saya merasa baik di kulit saya'," tuturnya.

Sumber:

 https://www.malaymail.com/news/life/2022/10/13/saudi-women-reject-stigma-to-embrace-pole-dancing/33300

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement