Senin 17 Oct 2022 22:30 WIB

Taqi al-Din, Ilmuwan Multitalenta Utsmaniyah

Ragam temuannya mengungguli, bahkan mendahului ilmuwan Barat.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

IHRAM.CO.ID, Taqi al-Din Muhammad Ibnu Ma'ruf., sosok ilmuwan yang memberi kontribusi besar bagi perkembangan ilmu matematika, astronomi, optik, dan mekanika hingga kini.

Taqi al-Din yang lahir pada 1521 M mengabdikan dirinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kekhalifahan Turki Utsmani. Salah satunya mengabdi sebagai kepala observa- torium. Dia meninggal di Istanbul pada 1585 M.

Baca Juga

Pada era itu, tak ada ilmuwan di Eropa yang mampu menandingi kepakarannya. Hal ini bisa dipahami karena Taqi al-Din adalah ilmuwan multitalenta yang menguasai berbagai disiplin ilmu.

Dikenal sebagai astronom andal, ia juga termasyhur sebagai astrolog, insinyur, ahli fisika, pakar matematika, dokter, hakim Islam, ahli botani, filsuf, ahli agama, dan guru madrasah. Dunia ilmu pengetahuan modern juga mengakuinya sebagai ilmuwan yang sangat produktif. 

Setidaknya, lebih dari 90 judul buku dengan beragam bidang kajian telah ditulisnya. Sayang nya, hanya tinggal 24 karya monumen- talnya yang masih tetap eksis. Sederet penemuannya juga sungguh menakjubkan. Pencapai annya dalam menemukan berbagai alat mendahului para ilmuwan Barat.

Dalam bukunya berjudul al- Turuq al-Samiyya fi al-Alat al- Ruhaniyya, sang ilmuwan serba bisa ini memaparkan cara kerja mesin uap air dan turbin uap air. Padahal, ilmuwan Eropa Giovani Branca baru menemukan tenaga uap air pada 1629 M.

Salah satu karya populer al-Din adalah pompa enam silinder yang menerapkan sistem monoblock. Temuan alat pada 1559 M ini kian melambungkan namanya sebagai ilmuwan yang disegani. Begitu pula dengan temuan jam yang akurasinya mumpuni. Jam alarm mekanik pertama merupakan buah karyanya.

Al-Din jugalah yang menemukan jam pertama dengan parameter menit dan detik. Pada 1556 M hingga 1580 M, sang ilmuwan telah menemukan alat untuk melihat antariksa, teleskop.

Padahal, teknologi ini baru dikenal peradaban Barat pada abad ke-17 M. Agar lebih dapat mendalami astronomi, dia mendirikan observatorium Istanbul pada 1577 M.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement