Jumat 28 Oct 2022 19:45 WIB

R20 Libatkan Agama-Agama Besar Dunia Tangani Masalah Dunia

Pertemuan R20 memobilisasi para pemimpin dan pemuka agama di dunia

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Kanan) saat memimpin diskusi dalam acara Editorial Meeting Religion of Twenty (R20) di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (12/10/2022). PBNU bersama Liga Muslim Dunia (Rabithah al-Alam al-Islami) dan didukung oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia berencana menggelar kegiatan Religion Forum (R20) International Summit of Religious Leaders yang merupakan rangkaian kegiatan G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada 2-3 November 2022 mendatang yang akan dihadiri sejumlah tokoh agama dunia. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Kanan) saat memimpin diskusi dalam acara Editorial Meeting Religion of Twenty (R20) di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (12/10/2022). PBNU bersama Liga Muslim Dunia (Rabithah al-Alam al-Islami) dan didukung oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia berencana menggelar kegiatan Religion Forum (R20) International Summit of Religious Leaders yang merupakan rangkaian kegiatan G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada 2-3 November 2022 mendatang yang akan dihadiri sejumlah tokoh agama dunia. Republika/Thoudy Badai

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- KTT G20, melalui forum Religion of 20 (R20), untuk pertama kalinya memasukkan secara resmi diskusi mengenai bagaimana agama besar dunia terlibat dalam menangani masalah global, kata Ketua Lembaga Komunikasi dan Informasi PBNU Ishaq Zubaedi Raqib.

"Untuk pertama kalinya, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 memasukkan secara resmi diskusi bagaimana agama-agama besar dunia harus dilibatkan untuk menangani masalah-masalah global yang mendesak sebagai acara utama," kata Ishaq Zubaedi Raqib saat dikonfirmasi dari Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Baca Juga

Ishaq menjelaskan pertemuan R20 memobilisasi para pemimpin dan pemuka agama di dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai solusi sejati dan dinamis, bukan sebagai sumber masalah pada abad ke-21.

Tujuan utama penyelenggaraan R20 adalah untuk mencegah isu identitas yang digunakan sebagai senjata, membatasi penyebaran kebencian kelompok, serta melindungi masyarakat dari kekerasan dan penderitaan akibat konflik, jelasnya.

Selain itu, tambahnya, R20 juga bertujuan mendorong diskusi yang jujur dan realistis dalam komunitas beragama hingga memasukkan nilai-nilai moral dan spiritual ke dalam struktur kekuatan geopolitik dan ekonomi.

"Dengan mengakui adanya tantangan di Indonesia sendiri, NU dan Center for Shared Civilizational Values (Sekretariat R20) mengundang Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia yang berbasis di Makkah, Syaikh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa, untuk menjadi ketua bersama dalam acara R20," kata Ishaq.

Selain mengembangkan kerja sama dengan Liga Muslim Dunia, NU juga bekerja sama dengan gereja Katolik global dan salah satu jaringan Kristen terbesar di dunia, Aliansi Evangelis Protestan Dunia, yang mewakili 600 juta orang di 143 negara.

Sekretaris Jenderal Aliansi EvangelisProtestan Dunia,Thomas Schirrmacher, akan menghadiri R20 secara langsung. Aliansi Evangelis telah bekerja sama dengan NU sejak 2019.

India dan Brasil juga secara berturut-turut akan memegang presidensi G20 pada 2023 dan 2024. India memiliki penduduk Hindu terbesar di dunia sebanyak 1,1 miliar orang dan Brasil memiliki penduduk Kristen terbesar kedua di dunia sejumlah 194 juta orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement